Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dodol Nyak Mai yang "Bersejarah"...

Kompas.com - 26/12/2009, 14:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa tak tahu dodol? Penganan tradisional ini bisa dijumpai saat kita berkunjung ke sejumlah wilayah di Indonesia, baik Pulau Jawa maupun Sumatera.

Entah kenapa, merasakan dodol dari berbagai daerah itu, ada saja perbedaan rasanya. Padahal, bahan pembuatnya sama. Soal rasa memang tak bisa diseragamkan. Kali ini, cerita dodol datang dari sebuah kampung yang dikukuhkan sebagai kawasan Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan. Letaknya, di sekitar Situ Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Coba saja kesana, dan tanyalah dimana Anda bisa mendapatkan Dodol Betawi. Jawabannya pasti sama : Dodol Nyak Mai! Siapa Nyak Mai?

Ya, Dodol Nyak Mai memang sudah terkenal seantero Jakarta. Para pengunjung yang datang ke Situ Babakan, pasti menyempatkan diri mencari dodol yang cukup "bersejarah" ini.

Konon, Nyak Mai merupakan orang yang pertama kali terkenal sebagai pembuat dodol di Situ Babakan. Wanita yang digambarkan berkerudung dan berkacamata ini sudah mulai membuat dan menjual dodol sejak puluhan tahun lalu. Nyak Mai sudah meninggal dunia tahun 2007 lalu. Kini, usahanya diteruskan dua putrinya, Juwani dan Juriah.

Ditemui di rumahnya -tak jauh dari kawasan wisata Situ Babakan-, Juwani menuturkan, keahlian membuat dodol sudah diwariskan secara turun temurun. "Nenek saya juga ahli buat dodol, nurun ke enyak , terus ke saya dan kakak saya. Jadilah sekarang meneruskan usaha enyak ," kata Juwani kepada Kompas.com, Sabtu ( 26/12/2009 ).

Ia mengatakan, ada resep khusus yang diturunkan ibunya. "Khususnya soal takaran, hanya saya dan kakak saya yang tahu," ujarnya saat ditanya resep rahasia yang membuat dodolnya menjadi primadona.

Biasanya, Juwani dan Juriah, dibantu dua orang warga sekitar, membuat dodol dua hari sekali. Pembuatan dodol yang memakan waktu dan tenaga, memang tak bisa dibuat setiap hari. Bayangkan, untuk mengaduknya hingga kental dan benar-benar "jadi" membutuhkan waktu minimal 6 jam. Kalau porsi pembuatan lebih besar, pengadukan bisa 10-12 jam.

"Itu capek lo, makanya enggak tiap hari. Tapi, kalau orang datang, stok dodol pasti ada. Kadang juga ada orang yang telepon, pesan dulu baru diambil," kata Juwani.

Daya tahan dodolnya, ujar Juwani, bisa hingga 1 bulan tanpa dimasukkan kulkas. "Kalau dimasukin kulkas bisa sampai 3 bulan. Ditanggung enggak 'bulukan'. Saya jamin," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com