Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Usia, Beda Jenis Olahraga

Kompas.com - 28/01/2010, 12:19 WIB

KOMPAS.com - Agar olahraga tak malah membawa petaka, kita perlu memilih jenis olahraga yang tepat. Faktor usia adalah salah satu kunci penting dalam menentukan pilihan. Karena beda usia, beda kondisi kesehatan. Sebaiknya memilh olahraga yang cocok dengan usia. Karena dengan memilih hidup tanpa olahraga, sebenarnya kita menyimpan bom waktu yang jauh lebih berbahaya ketimbang kebanyakan cedera akibat olahraga. Penimbunan lemak yang mengganggu kerja organ penting tubuh, pengeroposan tulang, sulitnya tubuh melakukan detoksifikasi, penurunan fungsi organ pernapasan, serta organ jantung, dan banyak lagi ancaman bagi mereka yang jarang berolahraga.

Berikut karakteristik usia dan pilihan olahraga yang sebaiknya dilakukan:

Usia 20-an
Dekade ini sering dikatakan sebagai puncak metabolisme manusia. Kala ini, seluruh fungsi tubuh bekerja dalam kapasitas optimalnya. Pertumbuhan rata-rata kita telah mencapai puncak dan bekerja serasi dengan kerja seluruh organ. Pada usia ini, atlet profesional yang menekuni olahraga dengan kadar stop and go yang tinggi, mencapai puncak kariernya.
Pilihan Latihan: Apa pun tak bermasalah, baik olahraga, high impact, low impact, maupun yang bersifat kompetitif sekalipun. Pilih jenis olahraga yang disukai, kemudian berlatihlah sebaik mungkin agar terhindar dari inefisiensi saat berolahraga. Sesekali latih kelenturan otot dan sendi, tanpa melupakan peregangan serta pendinginan pasca-latihan fisik. Jangan lupa, adakan penyesuaian ketika usia kita sudah mendekati akhir fase 20-an.

Usia 30-an
Usia ini paling rentan terhadap bahaya saat berolahraga. Sebab, kebanyakan dari kita masih menganggap tubuh masih sebugar saat berusia 20-an. Padahal, fungsi organ tubuh kita banyak yang mengalami perubahan. Bantalan antar ruas tulang punggung, misalnya, di akhir usia 20-an dan sepanjang 30-an mulai menunjukkan gejala penipisan. Ini bisa menjadi salah satu pemicu mudahnya terjadi cedera.
Pilihan Latihan: Kita perlu lebih selektif dalam memilih olahraga. Hingga usia pertengahan 30-an, kita masih bisa menekuni olahraga yang sifatnya kompetitif. Namun, kita perlu ingat kapasitas tubuh dan mengurangi durasi waktu olahraga. Lebih baik, tambah waktu untuk menekuni olahraga yang lebih berkonsentrasi pada kebugaran sistem kardiovaskular. seperti bersepeda (juga bersepeda statis), berlari di atas treadmill, atau berenang jarak menengah. Kita juga bisa mengakrabi aktivitas fisik yang lekat dengan kebugaran otot serta tulang, seperti yoga, tai-chi, dan Pilates.

Usia 40 dan 50-an

Pada usia ini, pilihan olahraga kompetitif atau yang bersifat high impact sudah tidak memungkinkan. Hanya mereka dengan kebugaran ekstra yang mampu melakukannya dengan baik. Sebaiknya, kita memilih kegiatan yang bertujuan untuk menjaga semua fungsi tubuh dengan baik.
Pilihan Latihan: Yoga, tai-chi, Pilates, atau senam kebugaran lainnya adalah pilihan ideal yang terbaik bagi mereka di usia ini. Seminggu tiga kali lakukan kegiatan olahraga kardiovaskular yang aman, bersepeda statis atau santai, berjalan kaki ringan, dan berenang bisa dijadikan pilihan program yang ideal.

Usia di atas 60-an
Di tahap ini, aktivitas fisik sederhana dan tak berbahaya, seperti berjalan, bisa memberi dampak buruk bila tidak dilakukan dengan cermat. Pasalnya, kondisi tulang dan sendi kita di usia ini sangat rentan dan perlu diperlakukan dengan hati-hati. Namun, memilhi untuk tidak bergerak juga sama berbahayanya. Mengingat tanpa stimulasi gerakan, pengeroposan tulang serta penurunan fungsi organ tubuh akan sangat mudah terjadi.
Pilihan Latihan: Yoga adalah contoh sederhana namun efektif untuk memberi stimulasi fisik bagi tubuh. Bahkan, jenis latihan ini memberikan pengaruh positif secara mental-spiritual. B.K.S. Iyengar, pakar yoga dunia, masih rutin latihan yoga selama 2-3 jam sehari pada usia 90 tahun. Penelitian medis menunjukkan, tubuhnya masih memiliki kemampuan yang mengagumkan. Paru-parunya masih berfungsi layaknya orang berusia 25 tahun. Semua organ tubuh berfungsi normal, bahkan ia tidak memerlukan bantuan kacamata untuk melihat.

(Erikar Lebang, praktisi yoga/Majalah Prevention Indonesia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com