Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayam Bakar "Mak Gogok"

Kompas.com - 05/02/2010, 15:13 WIB

Kalau ada warung makan yang laris dan dicari orang, walau jauh dari kota, mungkin Rumah Makan Ayam Bakar Mak Gogok salah satu di antaranya. Rumah makan ini berada di tengah Desa Genjahan, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, atau sekitar 1,5 kilometer dari Jalan Raya Blora-Cepu dan sekitar 10 kilometer dari Kota Blora.

Untuk menuju lokasi itu, penikmat ayam bakar harus melalui jalan desa yang kurang ramah dengan kendaraan. Namun, walau jauh dari kota, rumah makan itu tak pernah sepi. Tiap hari banyak pengunjung dari dalam maupun luar kota yang mendatangi rumah makan ini, yang tiap hari dibuka pukul 08.00 hingga pukul 16.00.

Tak mengherankan jika setiap hari sekitar 50 ekor hingga 60 ekor ayam bakar Mak Gogok ludes, karena berpindah dari tungku pembakaran ke perut pembeli.

Apa sih istimewanya ayam bakar ini?

Menurut Mak Gogok (50), bahan baku utama masakannya adalah daging ayam kampung. Daging ayam itu dibumbui dengan bawang merah, bawang putih, cabai merah, gula merah, kunir, asam, kencur, tumbar, jinten, dan santan. Bumbu-bumbu itulah yang menyebabkan daging ayam itu terasa gurih, manis, bercampur dengan rasa pedas.

Proses memasaknya cukup unik. Awalnya, ayam kampung (yang utuh) yang sudah dibersihkan-tanpa dibumbui-langsung dibakar sampai dagingnya berwarna agak kecoklatan.

Setelah itu, ayam tersebut direbus bersama-sama dengan bumbu dalam sebuah "wajan" atau penggorengan berdiameter satu meter selama satu jam.

Dalam keadaan utuh, ayam itu dibakar kembali di atas tungku perapian arang. Pembakaran itu bertujuan untuk meresapkan bumbu sekaligus memberikan cita rasa bakar dan asap bakaran.

Saat disajikan, Mak Gogok menambahkan bumbu santan pedas dan sambal ulek.

"Satu porsi ayam ukuran sedang Rp 60.000, sedangkan ayam besar Rp 70.000. Kami juga menyediakan sayur lodeh dan asem sebagai menu tambahan," kata Mak Gogok yang mengaku selalu menyajikan masakan ayam itu secara utuh.

Menurut Mak Gogok yang bernama asli Sarti, bumbu ayam bakar berasal dari neneknya yang bekerja di rumah seorang sinder kehutanan. Zaman dulu, setiap kali ada tamu orang besar, terutama orang-orang Belanda, sang sinder selalu meminta neneknya masak ayam bakar itu. "Dulu, saya kerap diminta membantu nenek meracik bumbu ayam bakar itu, " tutur Mak Gogok.

Sebelum menjual ayam bakar, Mak Gogok sempat menjadi penjual pecel dan bubur kacang hijau di pinggir jalan desa itu.

Sejak tahun 1991, dia merintis rumah makan ayam goreng bakar tersebut. Semula, dia hanya melayani pesanan tetangga dan kantor-kantor kelurahan. Tetapi lama-lama, usahanya berkembang pesat.

Hingga akhirnya pada 1996, Mak Gogok membuka rumah makan di tengah desa dengan nama "Mak Gogok", yang berarti ibunya Gogok. Sedangkan Gogok adalah nama panggilan anak pertama Sarti.

Saking larisnya masakan ayam ini, Mak Gogok kini mengembangkan rumah makan tersebut.

Saat ini, Mak Gogok sedang membangun cabang rumah makan tersebut, tak jauh dari Kantor Kepolisian Resor Blora, di Desa Jepon, Kecamatan Jepon.

"Cabang rumah makan Mak Gogok itu rencananya akan dibuka pada Lebaran 2010 mendatang," ujar Mak Gogok. (HENDRIYO WIDI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com