Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepotong Hutan di Utara Orchard

Kompas.com - 07/03/2010, 06:22 WIB

Kini, mendekati usia seabad, pelestarian itu sudah menunjukkan hasil. Menurut ahli biologi Singapura, Dr Shawn Lum ("Rainforest Rojak", Nature Watch), di kawasan MacRitchie telah tumbuh hutan tropis sekunder dengan jenis tumbuhan tipikal, seperti jambu laut (Eugenia grandis), kayu manis (Cinnamomum iners), dan gaharu (Aquilaria malaccensis).

Kultur sehat

Kesadaran terhadap pentingnya tubuh dan lingkungan yang sehat menjadikan MacRitchie sebuah trademark untuk hidup sehat. Selain menjadi tujuan favorit pada akhir pekan, area ini juga rutin dijadikan ajang kompetisi cross-country tahunan sekolah-sekolah menengah.

Seperti lazimnya fasilitas publik di Singapura, perhatian pemerintah untuk membuat lokasi ini aman, nyaman, dan terjaga keasliannya cukup besar. Di dekat gerbang menuju jalan setapak disediakan area untuk pemanasan, termasuk alat-alat untuk melenturkan otot. Di setiap persimpangan disediakan peta besar dengan rincian rute dan jarak. Di sepanjang titian papan terdapat sejumlah informasi mengenai pohon-pohon yang langka dan binatang yang bisa diobservasi beserta latar belakang sejarah.

MacRitchie jelas tak sebanding dengan taman nasional di Indonesia yang jumlahnya dari Sabang sampai Merauke lebih dari 40 buah. Itu pun belum termasuk taman wisata alam, taman hutan wisata, agrowisata dan taman botani. Sebagai contoh, untuk menikmati keseluruhan Taman Nasional Ujung Kulon dengan berjalan kaki, dibutuhkan sedikitnya 6-7 hari.

Namun, kecintaan dan rasa tanggung jawab warga Singapura untuk memelihara reservoir ini (karena ketergantungan terhadap sumber daya air bersih pada masa depan) perlu ditiru. Tak ada sampah, tak ada grafiti, apalagi perusakan barang-barang milik publik. Juga, kesadaran kolektif bahwa pohon-pohon yang ditanam hari ini akan menjadi hutan lebat puluhan tahun mendatang. (Myrna Ratna)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com