Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Baru Teroris di Selat Malaka

Kompas.com - 11/03/2010, 08:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah agak lama mereda dan terlupakan pasca- tewasnya Noordin M Top, isu terorisme kembali menyeruak. Penggerebekan dan penangkapan teroris di Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam, dan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, membuat banyak kalangan terkejut.

Jika teroris di Aceh disebut-sebut didukung dengan logistik dan persenjataan canggih yang signifikan, kelompok Pamulang-lah yang berperan memasok senjata dan juga dukungan dana itu. Dalam peristiwa di Pamulang, gembong teroris jebolan Afganistan, Dulmatin, dinyatakan tewas.

Kepala Desk Antiteror Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Ansyaad Mbai menilai, keberadaan kelompok teroris, baik di Aceh maupun Pamulang, terkait target baru yang jauh lebih besar di Selat Malaka. Berikut petikan perbincangan Kompas dengan Ansyaad, Selasa (9/3/2010).

Kelompok teroris mana yang bermain sekarang ini?

Jangan kita terkecoh dengan pengelompokan seperti itu, apalagi setelah kelompok Jemaah Islamiyah (JI) sendiri kan sudah pecah sejak lama. Siapa saja dari JI bisa merekrut orang baru dan membentuk kelompok sendiri. Apalagi mereka sama-sama berbahaya dan memiliki kemampuan teror sama.

Kenapa memilih Aceh?

Kelompok teroris memang biasa memilih daerah konflik atau bekas konflik menjadi basis kegiatan. Dahulu di Poso, sekarang Aceh. Alasannya, mereka bisa dengan mudah mendapat pasokan senjata dan orang untuk direkrut. Apalagi ruang gerak mereka di Jawa sudah semakin terbatas.

Ada target lainnya?

Ya, saya juga memperkirakan ada kemungkinan target yang jauh lebih besar lagi. Misalnya, untuk masuk dan melakukan aksi teror di kawasan penting, seperti Selat Malaka yang memang menjadi jalur perdagangan laut internasional yang sangat penting. Seperti kita tahu, sejak Amerika Serikat menyerang Irak, teroris banyak menyasar dan menyerang instalasi minyak. Dari situ, sejak lama dunia mengkhawatirkan kawasan Selat Malaka bakal menjadi target teror baru.

Tidak heran banyak negara maju, seperti AS dan Jepang, menyatakan diri ingin terlibat dalam pengamanan di Selat Malaka. Namun, hal itu ditolak tiga negara pantai, seperti Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Sudah positifkah Selat Malaka bakal jadi target baru?

Saya tidak tahu, apakah para teroris yang ditangkap sekarang itu dengan sadar memilih Aceh. Yang saya lihat, boleh jadi mereka sampai sekarang masih belum mengerti arah skenario besar tadi (target Selat Malaka).

Tapi, harus diingat juga, kelompok (teroris) mana pun di sini kan memang punya hubungan dengan jaringan teroris internasional Al Qaeda. Mereka (yang di Aceh) mungkin hanya berperan menyiapkan infrastruktur dan sarana pendukung terhadap rencana besar tadi.

Selama ini kan dunia internasional khawatir Selat Malaka bakal dijadikan sasaran berikut karena setiap hari di sepanjang perairan ini banyak kapal lalu lalang, termasuk kapal bertonase besar (very large vessel) pengangkut minyak atau bahan kimia lain yang bisa dijadikan senjata pemusnah massal.

Skenario serangan yang mungkin, teroris bekerja sama dengan perompak, membajak kapal-kapal tanker tadi. Setelah itu, ada dua kemungkinan pola serangan. Pertama, membawa kapal tanker tadi untuk kemudian ditabrakkan (diledakkan) di pelabuhan internasional macam Singapura. Atau, skenario kedua, kapal tanker diledakkan dan ditenggelamkan di titik tersempit perairan Selat Malaka.

Kementerian Pertahanan sebelumnya menginstruksikan TNI agar meningkatkan pengamanan Selat Malaka menyusul laporan intelijen Angkatan Laut Singapura, tanggapan Anda?

Ya, warning itu memang ada. Namun, saya lihat, instruksi Menhan tidak mereaksi peringatan tadi. Kekhawatiran Singapura kan memang sejak lama karena di sana memang ada aktivitas perompakan. Khawatirnya, perompak bekerja sama dengan teroris. (DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Hotel Story
 'Dubai, Anda Siap?': Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

"Dubai, Anda Siap?": Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

Travel Update
Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Jalan Jalan
Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Update
Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Travel Update
Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Jalan Jalan
Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com