YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Rusia perlu ditetapkan sebagai target pasar pariwisata DI Yogyakarta. Selama ini, kunjungan wisatawan Rusia ke DIY masih minim dibandingkan wisatawan negara lain. Padahal, Rusia pasar potensial dengan pertumbuhan ekonomi tinggi dan kain banyak orang kaya baru di sana.
"Rusia adalah negara dengan penduduk nomor tujuh dunia, hampir 200 juta orang. Kalau kita bisa menangkap wisatawan 2 persen saja, dari 2 persen itu 1 persen berkunjung ke Yogya, itu bisa baik sekali," kata Usmar Salam, dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, pada dialog budaya bertema "Revitalisasi Diplomasi Kebudayaan, Refleksi 60 Tahun Hubungan RI-Rusia" di Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (6/4/2010).
Data Dinas Pariwisata DIY, jumlah wisatawan mancanegara ke DIY tahun 2008 sebanyak 128.660 orang. Dari jumlah itu, wisatawan Rusia hanya 499 orang, jauh lebih kecil dari wisatawan Belanda 27.168 orang, Malaysia 17.955, dan Jepang 16.638 orang.
Menurut Usmar, untuk menggaet banyak wisatawan Rusia perlu misi diplomasi budaya DIY ke Rusia. "Harus ada target jelas agar wisatawan Rusia mau datang ke DIY dan investasi," ujar Usmar.
Bulan Mei 2010, Pemprov DIY bersama DKI Jakarta mewakili Indonesia mengirimkan misi kesenian ke Rusia. Itu merupakan misi kesenian balasan terhadap misi kesenian Rusia tahun lalu.
Ketua Badan Pengembangan Industri Pariwisata DIY Wiendu Nuryanti, diwakili Joko Pitoyo, mengatakan, pasar pariwisata DIY kini bergeser dari Jepang, Australia, Malaysia, dan Belanda, ke pasar potensial baru Timur Tengah, China, dan Rusia. Rusia menjadi pasar potensial karena kunjungan warga Rusia ke luar negeri meningkat setiap tahun hingga 10 persen.
Peningkatan perjalanan ke luar negeri itu didorong stabilitas ekonomi Rusia, peningkatan pendapatan dan belanja masyarakat, dan makin longgarnya kebijakan kunjungan mereka ke luar negeri yang ditetapkan Pemerintah Rusia pasca-Uni Soviet.
"Penghasilan orang Rusia makin besar, makin banyak orang kaya. Penghasilan per kapita mereka tahun 2004 mencapai 20.000 dollar AS," ungkap Joko.
Menurutnya, kedatangan wisatawan Rusia dalam jumlah besar sangat menguntungkan DIY. Mereka pemberani yang tak mudah takut ancaman bom. Rusia tak mudah mengeluarkan travel warning. "Mereka royal, tak pelit, dan suka berbelanja," katanya. (RWN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.