Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Komodo, Menjelajah Dunia Lain

Kompas.com - 21/05/2010, 03:39 WIB

Komodo, hewan melata bernama Latin ”Varanus Komodoensis” ini, sebagian besar hidup di Pulau Rinca dan Komodo di Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Hewan itu nyaris punah karena tinggal sekitar 2.000 ekor. Tak heran jika Indonesia berjuang keras agar komodo masuk dalam ”The New 7 Wonders of Nature”, cek http://www.new7wonders.com.

Setelah terbang dengan pesawat kecil dari Bandara Ngurah Rai, Bali, selama satu jam, kita mendarat di Bandara Komodo, Labuhan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Labuhan Bajo, kota kecil di ujung barat Pulau Flores, adalah titik awal menuju Pulau Rinca dan Komodo.

Pelabuhan Labuhan Bajo terbilang kecil. Dengan menumpang kapal cepat dan terkatung-katung di tengah laut Flores selama 40 menit, melewati pulau-pulau kecil yang tandus dan gersang, kita sampai di Pulau Komodo.

Pintu masuk Pulau Komodo berada di Loh Liang. Di sini, seorang turis asing ditegur Kepala Taman Nasional Komodo, Tamen Sitorus, ”Please, jangan kotori Pulau Komodo.” Pasalnya, turis itu nekat mau menyalakan rokok dengan korek api. Bisa jadi dia belum tahu peraturan di Komodo.

Alasan Tamen Sitorus, Taman Nasional Komodo didominasi padang savana dengan pepohonan yang kering meranggas sehingga dengan mudah akan terbakar. Padahal, Taman Nasional Komodo ini aset nasional dan ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia dan Cagar Biosfir oleh UNESCO.

Dari Loh Liang, kita harus didampingi seorang ranger atau penjaga hutan. Berbahaya jika kita berjalan sendiri karena tak mengenal medan dan tak tahu bagaimana komodo bergerak.

”Dulu, ada turis asing berkeliling dalam satu rombongan, tetapi ternyata seorang turis terpisah. Kami cari ke mana-mana, baru besoknya ditemukan gumpalan rambut dan kameranya saja,” tutur ranger Yusuf Jenata Hamzah yang sudah menjadi ranger selama 26 tahun menggambarkan ganasnya komodo.

Padang savana

Turis sering menyebut Taman Nasional Komodo sebagai ”dunia lain” atau ”dunia tersendiri”. Sebab, situasi alam di Taman Nasional ini berbeda dengan wilayah Indonesia yang lain. Selain menjadi tempat hunian komodo, spesies kadal terbesar di dunia berukuran panjang 2-3 meter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com