Taman Nasional ini didominasi padang savana luas dengan pohon lontar berukuran raksasa. Sumber air di Taman Nasional terbatas, juga berudara panas.
Buat yang suka
Jadilah kulit langsung ”gosong” saking panasnya, bahkan pernah ada turis asing yang pingsan karena dehidrasi. Tetapi, begitu sampai puncak savana, rasa capek terbayar karena kita bisa melihat garis pantai dan laut yang biru di kejauhan. Kalau mau
Trekking di sini asyik, selain menyusuri hutan kering, kita bisa ketemu beberapa komodo. Tetapi, kita harus waspada sebab komodo suka ”pura-pura” jadi kayu atau dahan pohon yang kering coklat sambil sembunyi di rumput ilalang kuning yang tinggi.
Komodo enggak punya indra pendengar meski punya lubang telinga. Hebatnya, komodo bisa melihat hingga 300 meter. Maka, hati-hatilah karena dia bisa melihat kita saat berjalan melintas di depannya. Komodo juga bisa bergerak cepat, bahkan naik ke atas pohon. Kuncinya, jangan ganggu dia di habitatnya.
Komodo di Pulau Komodo dan Rinca dibiarkan tumbuh alami. Mereka lepas di alam bebas, tanpa diberi makan. Mereka harus berusaha mencari makan dengan memangsa binatang apa saja yang dijumpai, seperti kambing dan rusa.
”Dulu, pernah diberi makan ayam atau daging pada jam-jam tertentu, tetapi itu membuat komodo jadi malas bergerak dan tergantung,” kata Yusuf Jenata Hamzah.
Maka, dukunglah komodo agar termasuk dalam Tujuh Keajaiban Dunia Baru.