Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan Wisata Masih Terabaikan

Kompas.com - 04/06/2010, 16:23 WIB

JAYAPURA, KOMPAS - Pengembangan potensi wisata Danau Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua, masih terabaikan. Padahal, danau seluas 9.360 hektar ini menyimpan beragam kekayaan budaya yang dipadu eksotisme alam khas Papua.

Festival Danau Sentani III yang berlangsung 19-23 Juni 2010 diharapkan membuka ruang transformasi budaya yang bisa menjadikan daerah ini sebagai tujuan wisata.

Konsultan pariwisata di Jayapura, Mian Simanjutak, Kamis (3/6), mengatakan, kendati hanya berjarak 30 kilometer sebelah barat pusat kota Jayapura, pengembangan pariwisata Danau Sentani belum optimal. Padahal, wilayah ini menyimpan beragam seni, adat, dan budaya yang menarik serta dapat dijadikan paket wisata bagi wisatawan lokal ataupun mancanegara.

Berdasarkan pengamatan di Danau Sentani, Rabu (2/6/2010), gugusan pulau yang tersebar di danau ini memiliki karakteristik budaya masing-masing. Salah satunya Kampung Babrongko yang terkenal dengan ukiran kayu khas Sentani. Selain itu, ada budaya membuat perahu khas Sentani yang disebut ifa (perahu untuk pria) dan hayi (perahu untuk perempuan).

”Budaya di Danau Sentani sangat memikat. Belum lagi potensi wisata kuliner terapung, dengan latar belakang keindahan alam Bukit Cycloops. Namun, butuh investasi besar dan transformasi pengetahuan tentang wisata kepada penduduk asli,” kata Simanjuntak.

Untuk itu, seyogianya Festival Danau Sentani tidak hanya menjadi ajang seremonial tahunan, tetapi mampu mengenalkan konsep daerah wisata kepada masyarakat lokal. Ia menilai, saat ini sebagian masyarakat belum siap menerima kedatangan wisatawan sehingga dibutuhkan waktu untuk menyadarkannya akan pentingnya pariwisata.

”Jangan sampai masyarakat hanya menjadi penonton saat wisatawan datang. Jika itu yang terjadi, ada potensi masyarakat melakukan tindakan negatif, seperti merusak obyek wisata. Warga asli harus dilibatkan dan diberi pemahaman bahwa dengan cara yang tepat, kekayaan alam di lingkungannya dapat meningkatkan kesejahteraan,” katanya.

Festival Budaya Danau Sentani 2010 akan dipusatkan di kawasan wisata Kalkhote, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, dan rencananya akan dibuka oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik.

Tiga konsep

Menurut Ketua Panitia Festival Danau Sentani 2010 Anna Sawai, festival kali ini akan menampilkan tiga konsep, yakni pergelaran, pameran, dan tur. Selain itu, akan ditampilkan festival budaya berbasis masyarakat.

Kegiatannya adalah tari kolosal adat Sentani, lomba budaya, lomba olahraga air, gema tifa kolosal, promosi dan pameran potensi ekonomi, kuliner khas Papua dan Nusantara, kerajinan rakyat Papua, pesona anggrek, dan tanaman hias khas Papua. Wisatawan juga diajak mengelilingi Danau Sentani, perjalanan ke kampung wisata laut Tablanusu, seremoni tugu sejarah Perang Dunia II di Genyem, hingga melihat pesta kembang api.

Bupati Jayapura Habel Melkias Suwae mengatakan, Festival Danau Sentani tahun ini mengangkat tema ”Loving Culture for Our Future” (Cinta Budaya untuk Masa Depan). (GRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com