Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rijstafel di Pedalaman Sumatera

Kompas.com - 05/07/2010, 15:51 WIB

BILA di Pulau Jawa saja sudah sulit mencari rumah makan yang menyediakan sajian ”rijstafel”, apalagi di luar Jawa! Akan tetapi, sungguh mengagetkan, ternyata sajian ini masih ditemukan di sebuah hotel di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Sebuah kota di pedalaman Sumatera.

Awalnya sebuah kabar dari seorang teman kalau Siantar Hotel, nama hotel itu, pernah menyediakan menu Indonesia dengan tata menu ala Eropa atau biasa disebut rijstafel itu. Penasaran dengan sajian ini, Kompas menginap di hotel yang dibangun tahun 1916, atau berusia hampir satu abad.

Paket rijstafel tidak ditemukan di daftar menu restoran hotel meskipun makanan dan minuman Eropa dan juga Indonesia bertebaran di situ.

”Ada Pak. Silakan kalau mau pesan,” jawab Defril, pramusaji di restoran itu, ketika ditanya soal rijstafel. Ia menjelaskan, sudah sejak lama paket itu tidak ada di daftar menu, tetapi mereka masih melayani tamu yang memesan rijstafel.

Mereka yang memesan terutama wisatawan asing yang tergabung dalam paket wisata. Sudah barang tentu mereka yang memesan umumnya wisatawan-wisatawan tua yang dulu memiliki kenangan dengan Nusantara.

Rijstafel di Siantar Hotel terdiri atas 12 menu makanan dan minuman. Menu sebanyak itu terdiri atas satu menu berupa krim jamur sebagai makanan pembuka, sembilan makanan berupa sayur dan lauk-pauk sebagai menu utama, dan dua menu penutup berupa koktail dan minuman pilihan berupa teh atau kopi.

Sembilan makanan utama itu terdiri atas kerupuk udang, ca taoge, keripik kentang dan teri, makanan laut bumbu saus tiram, lodeh buah nangka, sate sapi, ayam goreng, dan sepiring paket berisi telur asin mendoan dan pisang goreng, serta disediakan pula acar timun dan nanas. Paket ini ternyata cukup ”berlimpah”. Pesanan untuk dua orang ternyata mencukupi untuk lima orang.

Pemesan boleh menghabiskan 11 makanan itu hanya dengan harga Rp 85.000. Harga ini sangat murah dibandingkan dengan paket-paket rijstafel yang ditawarkan di sejumlah restoran dan hotel di Pulau Jawa.

Tamu yang menginginkan paket rijstafel sebaiknya menelepon dan memesan terlebih dahulu satu jam sebelumnya. Koki restoran terpaksa harus menyiapkan makanan dan minuman itu satu demi satu. Setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk menunggu makanan itu siap di meja makan.

Begitu Anda duduk di dalam restoran yang bergaya kolonial dengan pintu dan jendela berukuran besar, sepiring krim jamur akan dihidangkan di meja. Layaknya menu pembuka, krim ini mengajak Anda untuk menyantap makanan-makanan selanjutnya.

Selesai dengan menu pembuka, menu utama segera disajikan. Pramusaji akan berjaga tak jauh dari meja Anda, khas gaya kolonial, dan akan mengambilkan nasi setiap kali piring Anda terlihat kosong. Melihat menunya dan rasanya sangat Jawa, seperti keberadaan mendoan dan sate yang berasa sangat manis. Entahlah, bagaimana dulu rasa Jawa itu hadir di Pematang Siantar.

Rasa makanan yang agak membedakan dengan rijstafel di Jawa adalah kehadiran makanan yang oleh pramusaji disebut lodeh. Meski warna dan bahan-bahannya agak mirip dengan lodeh di Jawa, makanan ini lebih terasa seperti kari, sangat berempah. Hal ini berbeda dengan lodeh di Jawa yang gurih dan malah cenderung asin.

Yang juga tak biasa adalah keberadaan pisang goreng dalam menu utama. Menu ini tak lazim karena biasanya pisang goreng menjadi menu penutup. Apakah koki salah menempatkannya?

”Memang seperti itu, Pak,” katanya. Ah, rupanya memang adat para londo zaman dulu seperti itu. Pisang kadang ada dalam menu makanan utama. Pisang pun masuk ke mulut di tengah kerumunan nasi setelah pramusaji mengatakan bahwa dulu orang Belanda memang seperti itu makannya.

Seusai menu utama, menu penutup berupa koktail disajikan. Koktail ini terdiri atas potongan berbagai macam buah, mulai dari pepaya, pisang, semangka, hingga nanas. Setelah kenyang, kehadiran koktail memang menyegarkan.

Sebagai menu yang benar-benar menjadi penutup, pramusaji yang sejak tadi tetap setia berdiri tak jauh dari meja makan akan menawarkan minuman teh atau kopi. Yang agak berbeda, di samping kedua jenis minuman itu, akan disajikan pula secangkir kecil susu manis. Di Sumatera Utara, minuman teh dan kopi yang dicampur dengan susu sangat banyak ditemukan.

Rijstafel, sajian berbagai makanan Indonesia dengan tata menu Eropa, menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Kalau tidak ada yang menghidupinya, kemungkinan akan hilang, seperti sejumlah makanan di Siantar Hotel yang tidak lagi dikenal karena koki restoran yang sudah tua tak sempat mewariskan pengetahuan itu kepada koki penerusnya.  (Andreas Maryoto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com