Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atraksi Budaya Pukau Peserta

Kompas.com - 29/07/2010, 19:08 WIB

BANDA, KOMPAS - Peserta reli kapal layar Sail Banda dari sejumlah negara disuguhi budaya Banda dalam upacara penyambutan di Pulau Naira, Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu (28/7/2010). Tidak hanya dalam bentuk tarian, tetapi juga kuliner berbagai menu khas masyarakat Banda.

Dua jenis tarian adat asli Banda dipertunjukkan dalam acara tersebut, yaitu tarian Ulufatu yang bercerita tentang keseharian masyarakat Banda dan tarian Wanare yang berkisah tentang perjalanan empat raja dan satu imam menuju tanah suci Mekkah.

”Tariannya unik, makanannya sedikit pedas, dan jenisnya bervariasi. Sangat sulit saya menemukan hal seperti ini, apalagi ditambah panorama alamnya yang indah,” kata Karin (62), peserta kapal layar asal Swiss yang berlayar bersama suaminya dengan kapal ”Intiaq”.

Mereka juga terkesan dengan keramahan masyarakat dan sejarah masa lalu Banda. ”Ini menjadi pelajaran berharga buat kedua anak saya,” kata Scott Armstrong (48), peserta asal Australia yang membawa istri dan dua anaknya dalam pelayaran.

Upacara penyambutan para peserta dari 21 kapal layar yang singgah di Banda sejak Senin lalu itu dihadiri Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, dan Bupati Maluku Tengah Abdullah Tuasikal.

Selain tarian, acara itu dimeriahkan lomba perahu tradisional Banda, belang atau kora-kora, dari lima kampung adat dan 11 kampung nasional. Setiap belang memuat 31 pendayung. Belang dari Kampung Adat Ai memenangi lomba belang kampung adat. Adapun belang Desa Tanah Rata memenangi lomba belang kampung nasional.

Seusai upacara penyambutan, para peserta kapal layar disuguhi makanan khas Banda. Kebanyakan berupa masakan dari ikan, seperti sate ikan, ikan bakar bumbu, dan ikan kuah santan. Sirup pala, komoditas utama warga Banda, juga disajikan.

Di Kepulauan Banda terdapat lima benteng yang dibangun Belanda, Inggris, dan Portugis sekitar abad ke-16. Selain itu, banyak bangunan berarsitektur Eropa abad ke-17. Bangunan yang dulu kebanyakan digunakan oleh pemilik kebun pala kini dimanfaatkan sebagai kafe, motel, dan tempat tinggal. Ada pula yang dibiarkan kosong tak terawat.

Di tengah upacara penyambutan, Fadel Muhammad mengalungkan pala kepada sembilan peserta kapal layar. Pala merupakan komoditas utama Banda yang membuat bangsa-bangsa di Eropa berlomba memperebutkan daerah itu sejak abad ke-15.

Momentum untuk dikenal

Fadel menilai Sail Banda merupakan momentum bagi Banda untuk dikenal kembali oleh dunia. ”Saya datang bersama tim yang beranggotakan 22 orang. Mereka nanti akan mendata hal-hal yang dibutuhkan oleh masyarakat Banda untuk maju. Pemerintah akan berupaya agar Banda bisa dikenal kembali oleh dunia,” katanya.

Gubernur Maluku juga berjanji akan memberikan perhatian lebih besar untuk memajukan Banda. Tidak hanya di sektor perikanan, tetapi juga pariwisata.

Salah satu tokoh masyarakat Banda, Prof Dr Hamadi Husain, berharap janji itu benar-benar ditepati oleh pemerintah. Peyebabnya, saat ini Banda seperti dilupakan oleh pemerintah. ”Pariwisatanya terus meredup, sektor perikanan tidak berkembang. Ironis sekali kondisi Banda saat ini dengan besarnya potensi yang dimilikinya,” katanya. (APA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com