Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Umat Antusias Hadiri Yadnya Kasada

Kompas.com - 26/08/2010, 22:09 WIB

 

SURABAYA,KOMPAS--Ribuan masyarakat Tengger yang berasal dari empat kabupaten, yaitu Lumajang, Pasuruan, Probolinggo, dan Malang bersama-sama merayakan puncak perayaan Yadya Kasada di Pura Luhur Poten, Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (26/8) pagi. Ritual khusus pemeluk agama Hindu di Jawa ini tampak semarak karena dihadiri umat Hindu dari Bali serta wisatawan dalam negeri dan mancanegara.

Kerumunan umat Hindu serta wisatawan mulai terlihat sejak pukul 00.00. Mereka berkumpul di sekitar Pura Luhur Poten.

Made Yasa (57) umat asal Denpasar, Bali bersama 15 umat Hindu asal Bali lainnya datang ke Bromo sejak Rabu (25/8) kemarin. Kami ingin merasakan bagaimana bersembahyang dengan umat serumpun di sini. Di Bali, kami juga memiliki ritual serupa seperti Kesada, yaitu Pakelem di mana sesaji-sesaji kami larung ke danau atau laut, ucapnya.

Hadir juga dalam perayaan Yadnya Kasada, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik serta Wakil Gubernur Jat im Saifullah Yusuf. Sebelum dimulai ritual, Rabu (25/8) malam oleh sesepuh masyarakat Tengger Jero Wacik dikukuhkan sebagai warga kehormatan Tengger di Pendopo Agung, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Tahun lalu, gelar serupa diku kuhkan kepada Wakil Gubernur Jatim.

Tak hanya itu, para wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara juga sangat antusias menyaksikan jalannya perayaan Yadnya Kasada. Kevin (45) wisatawan asal London mengaku sangat tertarik dengan ritual masyarakat T engger. Ia juga sangat takjub dengan pemandangan Bromo yang indah.

Rangkaian ritual

Sekitar pukul 01.30 dini hari, rangkaian perayaan Yadnya Kasada dibuka dengan lantunan gamelan bernuansa Bali yang dimainkan di Pendopo Pura Luhur Poten. Selanjutnya, Ketua Perkumpulan Dukun Sekawasan Tengger Mujono membacakan sejarah Kasada yang menceritakan sejarah awal mula leluhur masyarakat Tengger yang merupakan keturunan pasangan Joko Seger dan Rara Anteng.

Dalam sejarah disebutkan, dahulu kala, setelah menikah Joko Seger dan Rara Anteng tak juga dikaruniai anak. Lalu, Joko Seger bersamadi dan mohon petunjuk Sang Hyang Widi Wasa. Akhirnya, berdasarkan petunjuk gaib, pasangan tersebut dikaruniai 25 anak.

Namun, ada satu syarat dimana salah satu anak Joko Seger dan Roro Anteng suatu saat akan diambil. Raden Kusuma, putra bungsu pasangan Joko Seger dan Roro Anteng yang akhirnya diambil melalui jilatan api saat meletusnya Gunung Bromo.

Saudara-saudara yang saya tinggalkan saya mewakili kalian. Kalian akan hidup rukun, tentram, dan bahagia. Setiap bulan purnama tanggal 15 Kasada persembahkanlah sesaji ke kawah Bromo, kata Mujono menirukan suara Raden Kusuma saat menyampaikan pesan kepada keluarganya. Dari kisah inilah, awal mula Kesada yang hingga kini dilestarikan dengan tradisi labuh sesaji ke kawah Bromo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com