Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Betawi di Jakarta Selatan

Kompas.com - 14/09/2010, 16:16 WIB

MERINDUKAN suasana alam minus polusi laksana taman surga, genangan air nan bening dan luas yang bukan banjir mungkin menjadi mimpi sebagian warga Jakarta. Tak heran jika nyaris di setiap liburan, penghuni Ibu Kota mencari sensasi alami itu ke Bogor, Bandung, atau menyesap aroma laut di Banten. Tidak adakah tempat yang lebih dekat?

Mungkin, tempat yang satu ini masih jauh dari impian taman surga. Namun, segudang pemandangan unik percampuran sebuah upaya pelestarian budaya, rimbunnya tanaman yang termasuk langka, hingga hamparan air yang tak henti bergemericik ada di sini. Di mana lagi kalau bukan di Perkampungan Budaya Betawi.

Perkampungan ini berada di pinggiran Setu Babakan dan Setu Mangga Bolong, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang memang sengaja dikembangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai kawasan konservasi kebudayaan Betawi.

Lokasi perkampungan ini tak jauh, dekat dengan perbatasan antara Depok dan Jakarta Selatan. Jika lelah mengemudikan kendaraan pribadi, ada alternatif lain, yaitu dengan menumpang Metromini nomor 616 jurusan Blok M-Pasar Minggu-Cipedak atau angkutan umum nomor 128 dari terminal Depok. Jangan lupa minta ke sopir atau kenek agar diturunkan di Setu Babakan.

Di perkampungan seluas 289 hektar yang mulai dibangun sepuluh tahun silam dan diresmikan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 9 Tahun 2000, pengunjung yang baru datang akan memasuki gapura besar bertuliskan ”Pintu Masuk I Bang Pitung”. Langsung saja rumah-rumah berbahan dasar kayu dan memiliki pagar berukir khas arsitektur Betawi tampak berderet di sepanjang jalan masuk.

Di areal dalam terdapat sebuah panggung besar. Di panggung itu, ratusan anak-anak dan remaja yang tergabung dalam Sanggar Budaya Betawi Setu Babakan sering berlatih bergantian maupun benar-benar menggelar pertunjukan. Atraksi ini bisa dilihat sepanjang hari setiap akhir pekan. Pengunjung bisa mengenal tari-tarian Betawi seperti sirih kuning, nandak ganjen, dan lenggang nyai di sini.

Melihat tari-tarian adalah salah satu dari beberapa paket atraksi wisata yang ditawarkan di perkampungan ini pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Jika tarian dan latihan silat Betawi bisa dinikmati di akhir pekan, atraksi upacara maupun prosesi budaya seperti upacara pernikahan, sunatan, akikah, khatam quran, dan nujuh bulan ala Betawi bisa diikuti bulan Juli atau bertepatan dengan peringatan ulang tahun kota Jakarta.

Wisata air

Atraksi yang bisa dinikmati tiap hari adalah wisata air. Dua setu yang ada di lokasi ini sangat tepat dijadikan arena memancing atau sekadar duduk menikmati panorama bersama keluarga, teman, atau kekasih. Pinggiran setu yang dilengkapi rerumputan dan tempat duduk permanen sangat menyenangkan untuk sekadar melewatkan waktu senggang. Kalau mau main di air, ada sepeda air yang bisa dinaiki berkeliling setu.

”Tiap hari selalu ada orang datang. Jadi selalu ada pelanggan. Memang paling banyak orang ketika musim libur, hari Sabtu-Minggu, atau saat libur Lebaran seperti ini,” kata Udin, penjual kerak telor.

Di pinggir setu ini, bisa ditemukan aneka makanan khas Betawi seperti soto betawi, kerak telor, serabi, gado-gado, hingga semur jengkol. Jangan coba-coba cari minuman keras atau membawa minuman beralkohol karena cairan ini dilarang keras ada di kawasan ini.

Di perkampungan Betawi ini, bisa juga berkeliling melihat rumah tradisionalnya yang memiliki halaman cukup luas dan ditumbuhi tanaman belimbing, rambutan, buni, jambu, duku, menteng, gandaria, mengkudu, namnam, kecapi, durian, jengkol, kemuning, juga kerendang.

Terlalu senang berkeliling atau begitu tenggelam menikmati alam Setu Babakan dan Mangga Bolong, jangan lupa laksanakan ibadah. Kumandang azan di setiap waktu shalat selalu bisa didengar, bahkan ada imbauan tak resmi untuk berhenti sejenak dari segala aktivitas ketika mendengar ajakan untuk menunaikan ibadah itu. Hmmm jadi terasa adem di hati, bukan? (NEL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com