Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

"Mandi" Ala Yaman

Kompas.com - 25/10/2010, 16:13 WIB
EditorI Made Asdhiana

Oleh: Sarie Febriane

Bukan mandi sembarang mandi. Mandi yang satu ini lezat sekali. Itulah mandi, masakan khas asal Yaman yang bisa dinikmati di Jakarta.

Nama restoran ini, Hadramout, di Jalan Tambak, Jakarta Pusat. Diambil dari nama suatu daerah berlembah bernama Hadramout di Yaman. Jika dahulu didominasi pemuda berwajah khas Timur Tengah, belakangan wajah-wajah Asia kerap memenuhi restoran yang dimiliki tiga warga negara Indonesia keturunan Yaman ini.

”Pendirinya Pak Abdullah, Pak Muchsin, dan Pak Hameed. Maklum, kangen masakan asal kampung halaman,” tutur Andi Munawar (42), pengurus harian restoran sekaligus juru masak utama.

Sejak berdiri Februari 1998, Hadramout menjadi langganan setia berbagai kalangan penggemar masakan Arab. Tak hanya ekspatriat dari Timur Tengah, tetapi juga WNI. Dari selebriti hingga politikus dari partai-partai politik mudah dijumpai tengah bersantap lahap di sini.

Masakan yang menjadi andalan di Hadramout adalah mandi. Ini benar-benar nama masakan, bukan aktivitas kamar mandi. Mandi adalah daging kambing muda berbalur aneka rempah yang dimasak dalam tungku tradisional dengan kayu bakar. Tungku tersebut berupa lubang sedalam 1,5 meter ke dalam tanah dengan diameter sekitar 80 sentimeter. Di dalamnya berisi kayu bakar yang telah membara. Di atas bara itulah potongan-potongan kambing dipanggang selama dua jam.

”Cara masak seperti itu juga yang dilakukan di Yaman. Hanya di sana karena cuacanya lebih panas, dalam tanah juga panas sehingga daging lebih cepat masak,” kata Andi, yang pernah berguru kepada koki asal Yaman.

Nasi mandi

Mandi paling nikmat disantap bersama dengan nasi mandi, mirip nasi kebuli tetapi tetap berbeda sentuhan rasa dan aromanya. Nasi mandi dibuat dari beras basmati asal India yang berbulir panjang, dan cenderung kersai. Setelah beras dibumbui dengan 16 macam rempah, kemudian ditanak secara konvensional, bukan dengan penanak nasi elektronik.

Beberapa rempah dari nasi mandi, di antaranya, kapulaga, cengkih, dan bunga japaron. Bunga japaron memberikan nuansa warna kuning kecoklatan dan aroma yang khas. Berbeda dengan nasi kebuli yang terasa berlemak karena dimasak bersama daging, nasi mandi lebih terasa ringan di lidah. Tak ada tendangan rasa asin yang menonjol, tetapi kegurihan dari rempah-rempah. Nasi mandi ini juga nikmat disantap bersama idam, yaitu kari sayur. Sayurnya berupa potongan wortel, terung, dan kentang, yang semuanya dilumuri kuah rempah yang kental.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    27th

    Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

    Syarat & Ketentuan
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
    Laporkan Komentar
    Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+