Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tutup Jalur Menuju Gunung Merapi

Kompas.com - 02/11/2010, 13:01 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Untuk menghindari kembali jatuh korban jiwa, warga menutup akses jalan menuju Gunung Merapi. Hanya warga setempat serta aparat kepolisian atau TNI yang diperbolehkan melintas.

Pantauan Kompas.com, selain di Dusun Kinahrejo, warga juga menutup jalan di Dusun Jambu, Sleman. Belasan warga tampak berjaga-jaga di pos. Masyarakat yang tidak dikenal diperintahkan untuk berputar arah. "Enggak boleh lewat, Mas," ucap M Supriyadi (37), salah seorang anggota PMI, ketika empat sepeda motor akan melintas.

Supriyadi mengatakan, jalan mulai ditutup sejak kemarin ketika erupsi hebat sekitar pukul 10.00. Menurut dia, setelah Merapi meletus pertama kali pada tanggal 26 Oktober 2010, masyarakat berduyun-duyun menuju Merapi hanya untuk melihat dampak semburan awan panas atau wedhus gembel.

"Banyak yang ingin lihat-lihat, apalagi waktu Mbah Maridjan tewas. Kami tidak ingin ada korban lagi. Kalau kami kasih izin satu orang saja, yang lain ikut naik. Kami tidak bisa prediksi kapan dan ke arah mana letusan Merapi. Akan sulit evakuasi warga yang berpencar di atas," kata dia di lokasi yang berjarak 7 kilometer dari puncak Merapi, Selasa (2/11/2010).

Seperti Rio (24) dan dua temannya, yakni Fitri (21) dan Lia (24). Ketiga mahasiwa salah satu kampus swasta di Yogyakarta itu nekat naik ke arah Merapi hanya untuk memotret. "Kemarin saya bisa naik, tapi berangkat jam 04.00, belum ada yang jaga. Kalau sekarang dilarang, ya mau gimana lagi," kata Rio.

Seperti diberitakan, Merapi mengeluarkan belasan kali awan panas pada pagi tadi ke arah selatan. Setelah ditiup angin, awan berwarna hitam serta kekuning-kuningan itu lalu bergerak ke arah timur. Selain awan panas, puncak Merapi juga mengeluarkan lava pijar pada subuh tadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com