Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Borobudur, Wayang, dan Keraton dalam Busana Ari Seputra

Kompas.com - 09/11/2010, 12:35 WIB

KOMPAS.com - Sepuluh tahun sudah Ari Seputra berkarya di dunia fashion. Selayaknya desainer lainnya, perayaan satu dekadenya ditandai dengan pagelaran busana. Dalam pagelaran yang diadakan di panggung Jakarta Fashion Week, Rabu, 8 November 2010, ia berusaha mengkolaborasikan budaya Jawa ke dalam unsur busana cocktail.

"Saya membawa tema Trilogia. Anda pasti bertanya-tanya, apa itu Trilogia? Tema saya ini merupakan 3 drama historikal dari budaya Indonesia. Yakni, Candi Borobudur, Wayang, dan Keraton," jelas Ari saat konferensi pers sesaat sebelum pagelarannya. Menurutnya, ketiga hal tersebut merupakan sebuah cerita dan sejarah yang sangat menarik dibicarakan keindahan dan keanggunannya.

Seperti tajuknya, terlihat akan terbagi dalam 3 babak. Babak pertama, Candi Borobudur, menurut Ari ia mendapatkan inspirasi dari kehidupan di sekitarnya dan struktur dari Candi Borobudur. "Saya melihat warna jingga yang dikenakan oleh para biksu di sana. Pakaian mereka yang berdesain tumpuk, ada selendang melambai, ada pula draping. Hal-hal keseharian seperti itu yang menjadi inspirasi saya. Lalu struktur dari candinya yang bertumpuk-tumpuk, juga saya coba terjemahkan dalam pakaian," jelas Ari kepada Kompas Female sebelum acara.

Pada busana-busana yang ditampilkan, Ari banyak menggunakan potongan kain batik motif kawung dan parang untuk menciptakan detail di atas busana cocktail dan mini dress. Diakuinya, ia memang sedang banyak mencoba bereksperimen dengan struktural. Warna-warna koleksinya bercampur antara warna muda dan pekat, serta efek dari motif batik tadi. Beberapa teknik lipatan kain, draping, serta layering ia coba tawarkan pada koleksi-koleksinya.

Lalu pada babak kedua, Wayang, Ari menggelontorkan busana yang kebanyakan berwarna perak. Untuk siluet dan potongan, koleksi pertama dan kedua tidak terlalu banyak perbedaan. Masih seputar mini dress yang ditambahkan detail berbeda, seperti pada bagian sleeve, one shoulder, atau tube dress. Hanya saja, pada babak Wayang, Ari bermain dengan lace untuk menerjemahkan wayang yang memang memiliki bagian bolong-bolong pada bagiannya. Beberapa kain batik juga terlihat di koleksi ini. Permainan cutting dan warna yang perak mendominasi peragaan ini.

Sementara untuk babak Keraton, Ari menjelaskan, "Saya terinspirasi dari gaya berbusana para raja dan ratu Yogyakarta. Saya meriset ini sebelum kejadian Merapi, sekitar 2-3 bulan lalu. Harapan saya, semoga masyarakat di sana bisa kembali bangkit."

Busana Keraton, diterjemahkan oleh Ari dalam bentuk penggunaan bahan dari velvet (beludru) hitam, yang mengingatkan akan koleksi Ghea Panggabean dan Era Soekamto. Detail keemasan di sekitar bukaan depan, leher, bagian tengah perut, serta pinggiran lengan menjadi ciri dari babak ini . Kesan mewah namun praktis (wearable) menjadi titik jual dari koleksi ini.

Mengenai sepuluh tahunnya di kancah dunia rancang busana, Ari mengatakan, "Sepuluh tahun, menurut saya belum apa-apa. Ini masih merangkak. Untuk 10 tahun ke depan, saya masih harus mencari identitas lebih jelas. Saya masih ingin go international. Itu tidak gampang, lho. Meski kita sudah sekian tahun, beberapa kali saya bertemu perancang luar, mereka masih memandang kita belum apa-apa dan masih belum diakui. Tetapi saya masih terus mencoba," tutup Ari.

Peragaan busana ini bekerja sama dengan Yayasan Jantung Indonesia yang sedang berkampanye untuk mengingatkan wanita akan bahaya penyakit jantung yang tak hanya mengincar pria. Dalam kerja sama ini, sebagian dari jumlah tiket yang terjual akan disumbangkan Ari kepada YJI yang kemudian menyisihkan sebagian penghasilannya untuk disalurkan kepada Dompet Femina untuk kelanjutan pendidikan anak-anak korban bencana alam Merapi, Mentawai, serta banjir di Wasior.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Travel Tips
Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Travel Tips
Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Travel Update
5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com