Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan Sehat Tak Perlu Mahal

Kompas.com - 09/11/2010, 15:02 WIB

KOMPAS.com - Apa yang ada di benak Anda saat mendengar menu restoran yang terbuat dari bahan organik? Harga mahal?

Memang, sebagian besar orang menganggap bahan organik identik dengan harga mahal. Nah, Anda harus mencoba menu-menu di Sedap Alami. Rumah makan ini terletak di Jl. Bendungan Hilir Raya No. 41, Jakarta Pusat. Cabang lainnya bisa Anda temukan di Taman Permata Buana, Jl. Pulau Bira Raya A8/1, Jakarta Barat. Masuk ke Sedap Alami cabang Benhil yang terdiri dari 3 lantai, kesan interiornya memang sederhana khas rumah makan. Karena rata-rata pengunjungnya adalah pegawai kantoran yang bekerja di daerah Benhil.

Hendra Alimin dan Yosefina Skolastika, pasangan suami istri pemilik Sedap Alami menggunakan hasil kebun organik milik mereka untuk menjadi bahan masakan di rumah makan ini. Mulai dari sayuran sampai bumbu dapur merupakan bahan organik. Walaupun dari bahan organik, rasanya mampu menggoyang lidah.

Untuk bahan ayam dan ikan, Hendra bekerja sama dengan pihak lain. Hendra dan Yosefina sangat mementingkan kesehatan dalam menu yang mereka sajikan di Sedap Alami. Semua menu tidak mengandung MSG dan bahan pengawet. Tak tanggung-tanggung, bahkan air yang dipakai untuk memasak pun harus melalui proses penyulingan.

"Di cabang Benhil, kami menggunakan PAM, tapi di-filter lagi. Masakan kami memang sederhana tapi infrastrukturnya mahal. Modal awal untuk filter saja Rp 20 juta," cerita Hendra.

Sementara itu, untuk cabang Permata Buana, mereka memakai air gunung yang didatangkan khusus dari mata air di kebun organik milik mereka di daerah Cisarua.

Tak hanya itu, penggunaan alat masak pun sangat diperhatikan. Pisau dan alat masak seperti panci dan wajan terbuat dari bahan khusus yaitu stainless steel titanium. Dengan alat masak khusus ini, merebus sayuran cukup dengan 2 sendok makan air, sehingga vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayuran masih terjaga dan tidak larut dalam air. Bahkan untuk menggoreng hanya perlu sedikit sekali minyak.

Sedap Alami hanya memiliki dua menu gorengan, sisa menu lainnya adalah tumisan aneka sayur, tahu balado dan tempe bacem, dan makanan ringan. Menu gorengan antara lain Ayam Goreng Kalasan yang menggunakan ayam kampung organik dan Ayam Goreng Kremes. Kedua menu ini digoreng dengan minyak kelapa dan sekali pakai.

"Kalau pakai minyak kelapa, tahan panas," kata Hendra.

Berbeda dengan minyak goreng yang umum dipakai, saat dipanaskan akan menjadi lemak trans. Lemak trans sangat berbahaya dan dapat mengganggu kadar kolesterol dalam tubuh.

Selain minyak kelapa, Sedap Alami menggunakan minyak canola untuk menu Nasi Goreng Sedap Alami. Tapi penggunaan minyak canola pun hanya sedikit, sekitar 1 sendok teh untuk satu porsi nasi goreng.

Kompas.com sempat mencoba mi unik berwarna hijau. Mi ini diolah sendiri dan terbuat dari sawi hijau, karena itu warnanya merupakan pewarna alami. Mi Sawi Hijau ini dihidangkan bersama irisan ayam kampung dan jamur. Harganya pun murah hanya Rp 15.000. Kuahnya sangat ringan karena tidak mengandung MSG. Bahkan setelah makan mi, perut aman-aman saja karena mi tidak mengandung pengawet atau bahan berbahaya lainnya. Selain mi hijau, ada pula mi berwarna kuning yang terbuat dari wortel dan mi yang terbuat dari flax seed yang baik untuk menurunkan tekanan darah dan kolesterol.

Anda juga bisa mencoba Pepes Ikan dengan bumbu kunyit seharga Rp 12.000 atau Pepes Ayam dengan harga Rp 18.000 yang berisi aneka bumbu dan sayuran. Saat daun pembungkus dibuka, aromanya langsung menggugah selera makan. Satu porsi pepes ini bisa dimakan untuk dua orang. Anda bisa pilih nasi merah untuk menikmati Pepes Ikan dan Pepes Ayam.

Sementara itu untuk pilihan sayur, jika Anda senang rasa pahit segar, Anda bisa coba Tumis Bunga Pepaya yang harganya hanya Rp 4.000 per porsi. Pilihan lain Tumis Pucuk Labu Siam.

Sedap Alami juga menawarkan minuman unik seperti Cham yang terbuat dari cincau hijau rambut organik atau Cendolid dari lidah buaya organik. Ada pula susu kedelai organik dan susu edamame organik. Aneka penganan juga bisa Anda dapatkan di Sedap Alami, seperti Apem dari ubi ungu atau Pao isi sayuran, ayam, teratai, dan labu.

Hendra dan Yosefina sengaja memilih Benhil sebagai lokasi rumah makan Sedap Alami karena berdasarkan pengalaman mereka selama bertahun-tahun bekerja di daerah Sudirman. Saat itu mereka kesulitan mencari makanan sehat dengan harga terjangkau. Mereka mengaku margin keuntungan sangat tipis karena tujuannya adalah agar pengunjung bisa makan makanan sehat sehari-hari bukan sekedar pengalaman kuliner sesaat saja.

"Banyak yang bilang kami idealis. Kalau bilang organik kebayanglah harganya. Ada yang pernah nasehati kami, kalau mau jualan makanan jangan bilang sehat, biarkan orang makan sebanyak-banyaknya, jangan ngomongin sehat. Kalau mau makanan sehat sekalian saja harga premium, harga mahal," cerita Yosefina.

Awal-awal usaha Hendra dan Yosefina harus banting tulang hanya agar usaha tidak nombok. Promosi pun mulanya dari teman-teman kantor. Saat terjun ke usaha ini, Hendra dan Yosefina memang sudah berhenti kerja walaupun mereka telah menjabat sebagai pimpinan perusahaan. Alasannya sederhana saja, mereka ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka.

Hendra mengakui dulu saat masih bekerja, ia terkena kolesterol tinggi dan asam urat. Tapi semenjak menerapkan makan sehat dengan bahan organik dan pola makan yang baik, ia pun kini tak pernah sakit.

"Ada pelanggan tetap yang testimoni semula dia gemuk. Makan setahun di kita, badannya mengurus," kata Hendra.

Rata-rata pengunjung Sedap Alami memang merupakan pelanggan setia pegawai kantoran sampai dokter yang bekerja di rumah sakit dekat dengan rumah makan tersebut. Rumah makan ini cocok untuk kalangan vegetarian dan orang yang sedang dalam program diet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com