Magelang, Kompas -
Namun para pengunjung hanya dapat menyaksikan pedesaan yang masih diselimuti hujan abu, karena Gunung Merapi kemarin diselimuti kabut tebal.
Sejumlah pedagang makanan di obyek wisata itu juga mulai berjualan karena kunjungan wisata meningkat secara berangsur-angsur.
Sejak Gunung Merapi meletus cukup besar pada Jumat (5/11) lalu, obyek wisata Ketep ditutup sehingga nyaris tak ada kunjungan wisata. Bahkan warga di sekitar Ketep mengungsi untuk menghindar dari letusan Gunung Merapi.
Hingga saat ini, obyek wisata itu masih ditutup untuk umum, karena berada 11,5 kilometer sebelah utara dari puncak Merapi.
Namun, karena lokasi wisata Ketep berada di lereng Merbabu, sejak Kamis (11/11) lalu sejumlah wisatawan mulai berani mengunjungi Ketep Pass. Hal itu juga menyusul aktivitas letusan Gunung Merapi kian menurun.
”Sudah empat hari ini, banyak pengunjung datang ke Ketep untuk lihat Merapi,” kata Sipon (30), pedagang jagung bakar di kawasan parkir Ketep Pass.
Selain berdagang, Sipon yang adalah warga Ketep, Kecamatan Sawangan, ini juga melayani pertanyaan pengunjung terkait arah letusan Gunung Merapi.
Dia mengakui penjualan jagungnya saat ini hanya 20 kilogram atau sebanyak 60 buah per hari. Setiap buah dijual Rp 3.000. Padahal dalam kondisi normal bisa 120 jagung.
”Tapi sekarang sudah bisa berjualan, itu sudah lumayan. Selama Merapi meletus, saya tak punya pendapatan sama sekali,” katanya.
Bejo (50), pedagang jagung lainnya mengaku, sekarang ini pengunjung Ketep Pass memang belum normal. ”Biasanya kalau tak meletus, areal parkir dipenuhi bus. Pengunjungnya ratusan orang,” katanya.
Beberapa pengunjung mengaku mengunjungi Ketep Pass karena ingin mengetahui kondisi terakhir Gunung Merapi.
Seperti Satimah (45), warga Banyubiru, Kabupaten Semarang, ini mengaku ingin melihat puncak Gunung Merapi yang dua pekan terakhir ini mengeluarkan letusan seperti yang diberitakan di televisi dan koran. Dia membawa serta tujuh anggota keluarganya ”Sebetulnya, saya penasaran sekali ingin melihat Merapi secara utuh. Tapi ya tak apa, saya masih bisa melihat pedesaan di sekitarnya,”katanya.(mdn/wie)