Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berlibur di Villefrance-de-Rouergue

Kompas.com - 29/12/2010, 15:58 WIB

KOMPAS.com - Daerah Aveyron belahan selatan tidak terlalu jauh dari daerah Herault dimana kami tinggal. Misalnya daerah Millau di selatan Aveyron hanya sekitar 100 km dari Montpellier kota kami tinggal. Dan di kota Millau itu, kakek dan nenek dari suami saya bermukim di sana, yang kini terkenal dengan jembatan jalan tol tertinggi dengan panorama lembah Tarn. Maka biasanya sebisa mungkin kami bila ada waktu datang menjenguknya.

Tapi selain jembatan yang kini menjadi buah bibir dan tempat pariwisata, kota Millau itu sendiri tak terlalu menarik sebagai kota wisata. Hanya memang melewati jembatan tol sepanjang 2.460 meter dengan tiang penyangga sedalam 270 meter dan ditaburi oleh keindahan lembah Tarn merupakan pengalaman unik.

Karena itu biasanya bila kita akan mengunjungi daerah Aveyron maka, melewati jembatan Millau ini merupakan bagian dari perjalanan wisata.

Daerah Ayeyron yang saya akan ceritakan kali ini adalah di belahan utara. Daerah yang sebelumnya tak pernah mampir ke telinga saya. Ceritanya saya dan kang Dadang (David) suami saya ingin menghabiskan waktu secara tenang selama 3 hari. Jauh dari keramaian dan dekat dengan keindahan alam. Tapi juga tak terlalu jauh dari tempat kami tinggal. Paling jauh sekitar 3 jam perjalanan dengan mobil. Setelah kasak kusuk di internet akhirnya keluarlah kota indah dengan foto-foto yang membuat kami berdua langsung jatuh hati. Aveyron utara!

Daerah yang kaya dengan kota abad pertengahan, lembah dan pegunungan, kastil peninggalan kerajaan dan tradisi masakannya yang lezat. Semua cocok sekali bagi kami yang senang dengan segala sesuatu berbau antik, kuno, kaya sejarah dan makan enak tentunya.

Villefrance-de-Rouergue, Najac dan Figeac, tiga kota inilah yang menjadi pilihan kami berlibur selama tiga hari hanya berdua, itung-itung bulan madu lagi....

Bagaimana dengan penginapan? Di setiap kota terdapat beberapa hotel yang sangat memadai. Tapi kami berdua selalu berusaha menghindari hotel bila memungkinkan. Chambre d'hôtes lebih pas bagi kami. Chambre d'hôtes itu istilahnya bed n breakfast. Tapi di Perancis, chambres d'hôtes lebih menarik. Biasanya tempat tinggal yang digunakan merupakan bangunan kuno, antik atau kastil.

Ada juga yang tadinya berupa kandang besar bagi ternak atau bangunan kincir air peninggalan kuno yang direnovasi hingga menjadi indah dan sangat nyaman. Sebagian besar tipe penginapan seperti ini di Perancis memang kebanyakan menjual keunikan tempatnya. Karena itulah, chambre d'hôtes merupakan pesaing besar bagi hotel berbintang di Perancis.

Kami memilih chambres d'hôtes di kota Sanvensa antara kota Villefrance-de-Rouergue dan Najac. Penginapan ini tadinya merupakan perternakan dengan rumah ternak yang direnovasi oleh pemiliknya. Salah satu kelebihan lain dari chambre d'hôtes adalah si pemilik sendiri yang mengurus para tamu yang menginap. Karena biasanya memang kamar yang tersedia tak boleh lebih dari 5 kamar. Misalnya untuk sarapan atau bila terdapat fasilitas makan siang dan malam si pemilik yang akan memasak untuk kita. Chambres d'hôtes juga berarti si pemilik dan klien-nya tinggal dalam satu atap.

Kami berdua memang senang menyibak cerita dari tempat yang kami kunjungi secara akrab, bukan seperti di hotel, dengan brosur kertas yang dibentangkan pegawai hotel dan menerangkan secara garis besarnya saja.

Kembali ke Abad Pertengahan

Saya sering mengunjungi kota tua di beberapa daerah Perancis. Tapi kebanyakan memang padat dengan turis. Hingga untuk menikmatinya kerap terganggu. Di Villefrance-de-Rouergue inilah baru kali ini saya bisa menikmati setiap bangunan satu demi persatu. Merekamnya dalam kamera, mendecak kagum tak henti melihat setiap detail dari lukisan dan pahatan yang terdapat di setiap bangunan kuno.

Kayu-kayu antik sebagai penonggak bangunan masih digunakan. Entah sudah berapa kekayaan akan sejarah yang teresap dalam pori-pori kayu yang terlihat begitu tua. Rupanya pemerintahan setempat memang sangat menghargai sejarah kota. Di sini bangunan abad pertengahan sangat dijaga. Bila masih memungkinkan setiap tembok dan kayu lama dipertahankan dengan perawatan semaksimal mungkin. Bila bangunan tua tak sanggup lagi bertahan maka pergantian dengan bangunan muda harus sesuai dengan nenek moyangnya, tak boleh berubah hingga sejarah tetap terpelihara. Tak heran bila kota ini dijuluki sebagai kota seni dan sejarah.

Kota Villefrance dibangun pada tahun 1099 oleh Raymond IV de Saint Gilles. Dulunya di kota ini tak terdapat gereja dan bukan merupakan kota penting. Barulah di tahun 1252 kota ini mulai menyandang nama Villefrance-de-Rouergue dan dari mulai tahun tersebut terbangunnya beberapa bangunan penting bagi penduduk kota.

Kota abad pertengahan ini memang pantas didatangi bagi mereka yang menyukai sejarah. Suasana pasar setempat setiap harinya, tempat komersial yang masih berada dalam bangunan kuno. Berjalan kaki sepanjang jembatan antik dan tentunya mengunjungi tempat bersejarah. Seperti, Gereja Notre Dame yang mulai dibangun tahun 1260. Saat kami datang mengunjunginya, para relawan sedang sibuk mengatur dekorasi untuk malam natal, hingga kami tak terlalu leluasa mengambil gambar.

Chartreuse Saint-Sauver, tempat ibadah dan para pendeta tinggal yang mulai dibangun di tahun 1451. Bangunan yang merupakan arsitektur gothique ini memiliki lorong yang dihiasi oleh pilar-pilar berukir mempesona.

Namun keindahan dari Villefrance-de-Rouergue itu sendiri adalah kotanya. Jangan merasa heran bila kaki kita akan sering tersendat karena mengagumi arsitektur bangunan kuno yang tertangkap oleh mata. Takjub oleh sebuah  tempat tinggal yang begitu kecil namun menjulang terhimpit oleh bangunan lainnya. Dan di setiap bangunan kota itu, masih dihuni oleh penduduk aslinya. Tidak seperti kebanyakan kota antik lainnya yang berubah menjadi tempat turis.

Sayang memang saat kami datang hujan membasahi kota. Namun tak menghalangi kami berdua untuk menyelusuri jalanan berbatu sepanjang kota tua itu. Satu hal lainnya yang menyenangkan hati kami adalah, masih terdapat beberapa butik roti dan kue yang masih mempertahankan ciri khas bangunannya. Sementara soal kuenya jangan ditanya, kue cokelat dan krim yang masuk dalam mulut saya rasanya nikmat sekali menemani kopi hitam. Apalagi udara sangat dingin saat itu.

Kota yang bagaikan terbagi oleh jembatan ini, terkenal oleh masakan khas setempat yang yang banyak menggunakan bebek, daging babi kering dan sapi. Dimasak dengan jamur musiman. Di kota ini, terdapat beberapa butik yang menjual produk setempat, salah satunya produk dari bebek. Yang terkenal tentunya foies gras, yaitu hati bebek dan bebek confit, bebek yang diawetkan dalam garam dan lemaknya. Biasanya dijual dalam kalengan dan dimasak dengan cara menggoreng atau membakarnya. Rasanya gurih dan renyah, seperti bebek bali.

Saya perhatikan, penduduk di sini sangat ramah. Membeli sesuatu misalnya bisa menjadi teman obrolan antara pembeli dan penjual padahal baru saja kenal. Mereka sangat terbuka, dan dengan senang hati akan menjawab juga menerangkan pertanyaan yang kita ajukan.

Malam itu saya dan suami menikmati makan malam di penginapan kami. Bebek confit buatan pemilik penginapan menjadi menu makan malam kami. Tapi kami memilih menyantap hidangan penutup di kota Villefrance yang hanya 15 menit dari chambre d'hôtes kami. Setelah menikmati kopi terakhir di sebuah cafe karena udara semakin menggigil saya dan suami memilih untuk menikmati malam dengan bercinema ria. Di kota ini terdapat satu bioskop kecil tapi cukup moderen.

Lagi-lagi keramahan penduduk setempat hinggap pada kami. Saat kami bercanda meminta tiket bioskop dengan harga pelajar, ternyata petugas bioskop dengan senang hati memberikan diskon kepada kami.

Usai film saat keluar dari cinema kami dikejutkan dengan butiran salju yang baru saja turun. Benar-benar bagaikan dalam film! Melihat salju pertama turun di bulan Desember di kota ini. Ada rasa khawatir menjalar dihati kami. Karena penginapan kami berada 14 km dari kota Villefrance yang berada di daerah pegunungan. Bismillah kata kami semoga tak ada halangan dalam perjalanan. Terus terang sepanjang jalan yang gelap itu saya stres berat melihat salju yang turun semakin deras dan jalanan semakin licin. Menyetir di jalanan berkelok dan licin pastilah tak mudah. Tapi kang Dadang menyakinkan saya agar tenang.

Alhamdulillah akhirnya kami bisa sampai tanpa hambatan. Dan pemilik penginapan rupanya ikutan cemas memikirkan kami. Malam itu dari jendela kamar kami terlihat salju turun semakin deras menggantikan hujan yang turun seharian. Entah esok hari seperti apa kiranya warna putih yang menyelimuti seluruh daerah... (Bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

    Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

    Travel Update
    Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

    Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

    Travel Update
    4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

    4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

    Jalan Jalan
    3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

    3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

    Hotel Story
    Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

    Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

    Jalan Jalan
    Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

    Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

    Jalan Jalan
    Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

    Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

    Travel Tips
    4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

    4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

    Jalan Jalan
    Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

    Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

    Jalan Jalan
    Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

    Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

    Jalan Jalan
    Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

    Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

    Travel Tips
    8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

    8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

    Travel Tips
    Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

    Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

    Travel Update
    8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

    8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

    Travel Tips
    Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

    Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com