Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konversi Minyak Tanah Tahap Ketiga

Kompas.com - 30/12/2010, 03:37 WIB

Medan, Kompas - Program konversi minyak tanah tahap ketiga di beberapa kabupaten akan mulai dilakukan Januari tahun depan. Sejumlah warga mengatakan tak keberatan menerima pembagian gratis paket tabung gas, tetapi tetap akan menggunakan kayu bakar untuk memasak.

Program konversi tahap ketiga akan dilakukan pada 13 kabupaten, yaitu Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Sibolga, Tapanuli Tengah, Padang Sidimpuan, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Mandailing Natal, Samosir, dan Tapanuli Selatan.

Darwin Manulang, warga Kelurahan Siborongborong, Kecamatan Siborongborong, Tapanuli Utara, Rabu (29/12), mengatakan, kepala desa sudah mendata warga yang mau menerima gas, tetapi belum ada sosialisasi.

”Kami hanya ditanya apa mau dapat tabung dan kompor gratis, kami jawab mau, lalu didata,” kata Darwin.

Asisten Customer Relation/External Relation Pertamina Pemasaran BBM Wilayah I Medan Rustam Aji mengatakan, Pertamina menargetkan pendistribusian tabung dan kompor pada Januari tahun depan.

Namun, hingga saat ini pihaknya belum menerima data jumlah keluarga yang menerima program konversi dari Direktur Jenderal Minyak dan Gas.

”Tugas kami adalah pendistribusian paket tabung dan penarikan minyak tanah. Sementara sosialisasi dan pendataan tugas dari Direktur Jenderal Minyak dan Gas,” kata Rustam.

Jumlah paket tabung yang dibagikan diperkirakan 505.771 buah. Saat ini tabung yang disediakan oleh Pertamina untuk program konversi tahap ketiga sebanyak 530.100 buah.

”Pada bulan Januari nanti dijadwalkan akan masuk lagi sekitar 500.000 tabung,” kata Rustam.

Sementara itu, penarikan minyak tanah akan dilakukan secara bertahap dimulai pada bulan Maret tahun depan sebanyak 50 persen alokasi minyak tanah di 13 daerah itu yang berjumlah 5.685 kiloliter.

Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, Sahat Sibarani, mengatakan, ia sudah mendengar ada sosialisasi yang dilakukan di desa sejak bulan lalu.

”Sejauh ini belum ada laporan penolakan sebab di Tapanuli Utara minyak tanah sejak dulu menjadi masalah,” kata Sahat.

Minyak tanah jatah satu bulan sebanyak 705 kiloliter sudah habis hanya dalam waktu dua minggu.

”Di Kecamatan Garoga, misalnya, hanya menerima 10.000 liter dan habis dalam waktu dua minggu,” tutur Sahat.

Menurut Sahat, di pedesaan tidak akan ada masalah sebab warga tetap akan menggunakan kayu bakar untuk memasak meskipun paket tabung dibagikan. Kekhawatiran untuk menggunakan kompor gas karena banyaknya korban ledakan gas yang ada di Jawa juga masih menyelimuti warga.

”Kendalanya nanti adalah kebutuhan minyak tanah untuk penerangan. Sebab, sekitar 10 persen dusun-dusun yang ada di Tapanuli Utara belum tersentuh listrik. Ini masalah yang harus dipecahkan,” kata Sahat. (WSI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com