Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatiluwih, Karisma Desa Wisata

Kompas.com - 06/02/2011, 08:28 WIB

Oleh: Kaerul Anwar

EMPAT wisatawan asing bergegas turun dari mobil Avanza, lalu menuju kubu (kandang) seekor sapi yang tengah makan rumput di satu petak sawah Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, Selasa (1/2/2011).

Wisatawan asal Eropa itu bergantian foto bersama dilatarbelakangi panorama sawah berundak serta Gunung Batu Kau, selain Gunung Batur dan Gunung Agung yang samar-samar terbayang di belakang tersaput kabut sore.

Tidak lama berselang, datang beberapa minibus membawa wisatawan asal Eropa, Jepang, dan Singapura yang terdiri atas anak-anak dan dewasa. Setelah kendaraan diparkir, mereka berhamburan untuk berfoto dan melepas pandangan ke bentangan sawah berundak yang tanaman padinya baru mengeluarkan tunas.

Sawah bertingkat sebagai point of view itu berada di seberang jalan utama yang memisahkannya dengan rumah penduduk Desa Jatiluwih yang umumnya bermata pencarian sebagai petani. Petak-petaknya menghampar mengikuti kontur tanah sehingga para pelancong bisa saja nongkrong dalam kendaraan menyaksikan hamparan sawah yang bagaikan lukisan alam.

Undakan sawah, hawa sejuk dataran tinggi, serta petani yang lalu lalang membawa cangkul, sabit, dan peranti acara untuk sembahyang di pura sawah sebelum mengerjakan lahan garapan boleh jadi sebuah karisma Desa Jatiluwih, Desa Mengesti, dan beberapa desa di sekitarnya. Itulah agaknya pertimbangan areal bercocok tanam di desa-desa itu diusulkan sebagai cultural world heritage ke UNESCO.

Usulan itu bagi Nengah Wirata, Kepala Desa Jatiluwih, membawa konsekuensi, antara lain kawasan itu menjadi ”milik bersama” warga lokal dan masyarakat dunia (wisatawan). Pemilik, terlebih lagi investor, tak bebas mengalihfungsikannya. Artinya, ”Wisatawan hanya tour menikmati kawasan ini, tetapi mereka menginap di tempat lain,” ujar Made Suarya, petani dan purnawirawan TNI AD dari Dusun Wangaya Betan, Desa Mengesti.

Areal sawah di Desa Jatiluwih relatif sempit, yaitu 303 hektar (ha), dan di Desa Mengesti 160 ha. Namun, keduanya berkontribusi terhadap Kabupaten Tabanan sebagai lumbung padi Provinsi Bali.

Di pihak lain, menurut Wirata dan Suarya, sawah dan alam sekitar adalah manifestasi ajaran Hindu yang tertuang dalam Tri Hita Karana: hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam. Harmonisasi hubungan antarkomponen itu diterapkan secara turun- temurun lewat subak—sistem tata guna air—yang sarat makna solidaritas sosial, gotong royong, dan toleransi. Nilai-nilai solidaritas juga terwakili dengan keberadaan permukiman Muslim di Dusun Soko, Desa Senganan—tetangga Desa Jatiluwih.

Tercatat ada 12 keluarga (75 jiwa) yang tinggal di sana. ”Kami adalah generasi ketujuh di sini,” ujar Jamirin, pengurus Masjid Al Hamzah yang berada di sebuah dataran tinggi. Saat dibangun, warga yang beragama Hindu ikut membantu meratakan perbukitan tempat masjid itu kini berdiri.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gunung Batu Jonggol Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Lokasi

    Gunung Batu Jonggol Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Lokasi

    Jalan Jalan
    Ocean Park BSD City Tangerang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

    Ocean Park BSD City Tangerang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

    Jalan Jalan
    Scoot Terbangkan Pesawat Embraer E190-E2 Pertama

    Scoot Terbangkan Pesawat Embraer E190-E2 Pertama

    Travel Update
    5 Tips Traveling dengan Hewan Peliharaan yang Aman

    5 Tips Traveling dengan Hewan Peliharaan yang Aman

    Travel Tips
    Traveloka dan Baby Shark Beri Diskon Liburan Sekolah hingga 50 Persen

    Traveloka dan Baby Shark Beri Diskon Liburan Sekolah hingga 50 Persen

    Travel Update
    4 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Melawati Keamanan Bandara

    4 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Melawati Keamanan Bandara

    Travel Tips
    KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

    KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

    Travel Update
    Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

    Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

    Travel Update
    Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

    Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

    Travel Tips
    Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

    Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

    Travel Tips
    Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

    Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

    Travel Update
    Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

    Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

    Travel Update
    Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

    Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

    Travel Update
    Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

    Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

    Travel Update
    Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

    Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

    Travel Tips
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com