Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Pelabuhan ke Museum

Kompas.com - 23/02/2011, 08:04 WIB

Museum Bahari memamerkan berbagai benda peninggalan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) Belanda pada zaman dahulu dalam bentuk model atau replika kecil, foto, lukisan, serta berbagai model perahu tradisional, perahu asli, alat navigasi, kepelabuhan, serta benda lainnya yang berhubungan dengan kebaharian Indonesia. Museum ini mencoba menggambarkan kepada para pengunjung mengenai tradisi melaut nenek moyang Bangsa Indonesia dan juga pentingnya laut bagi perekonomian Bangsa Indonesia dari dulu hingga kini.

Berbagai model kapal penangkap ikan dari berbagai pelosok Indonesia dipamerkan di museum ini, termasuk juga jangkar batu dari beberapa tempat, mesin uap modern dan juga kapal pinisi (kapal pinisi Nusantara) dari suku Bugis (Sulawesi Selatan) yang kini menjadi salah satu kapal layar terkenal di dunia.

Dari ketinggian menara syahbandar yang terletak di sebelah Museum Bahari, deretan kapal cantik yang bersandar di Pelabuhan Sunda Kelapa tampak jelas terlihat. Selain itu, di sisi sebaliknya dari menara yang sudah miring itu, berdiri gedung galangan VOC, yang kini beralih fungsi menjadi restoran galeri.

Galangan kapal ini telah beroperasi sejak 1632. Galangan berdiri di atas tanah urukan di tepi barat Kali Besar saat Ciliwung diluruskan dari Pintu Kecil sampai Pasar Ikan.

Awalnya, galangan kapal yang terletak di Jalan Kakap Nomor 1, Pasar Ikan, ini adalah sebuah kantor dagang VOC yang didirikan tahun 1628. Bangunan itu lalu dijadikan gudang barang keperluan galangan kapal yang ada di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu. Galangan kapal VOC di Sunda Kelapa sempat menjadi urat nadi jaringan niaga selama dua abad. Jaringan niaga cukup jauh terentang, yakni dari Pulau Decima di Nagasaki, Jepang, sampai Cape Town, Afrika Selatan. Dari Ternate sampai Bandar Surat di Pantai Teluk Arab. (Windoro Adi/ M Clara Wresti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com