Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arca Ganesya Bergeser 11 Km

Kompas.com - 14/03/2011, 15:00 WIB

TULUNGAGUNG, KOMPAS.com - Arca Dewa Ganesya di Dusun Boro, Desa Tuliskriyo, Kecamatan Sananwetan Kabupaten Blitar, diyakini sebenarnya berkedudukan di Desa Jimbe, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar yang berjarak sekitar 11 km. Ini ditunjukkan oleh adanya bekas lubang persegi empat, di tengah pola melingkar yang diyakini sebagai tempat dudukan (pedestal) arca Ganesya di lokasi pertemuan dua sungai Sungai Jimbe dan Sungai Brantas.

Arkeolog Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Negeri Malang (UM) Dwi Cahyono yang menyertai Kompas mengunjungi kedua lokasi, hari Sabtu dan Minggu (12-13/3/2011) menunjukkan, kelaziman arca Ganesya yang difungsikan secara simbolik oleh penduduk Singosari pada sekitar abad ke-12 sebagai penolak bala pada lokasi pertemuan dua sungai atau disebut tempuran.

Di Jawa Timur terdapat dua arca Dewa Ganesya yang istimewa karena berukuran raksasa, setinggi lebih dari dua meter, sehingga menjadikannya populer. Ganesya pun dijadikan lambang dua pemerintahan, Blitar dan Kediri (Jawa Timur). Pada tempat lain di lingkungan candi-candi, arca Dewa Ganesya yang dalam arkeologi dipahami sebagai anak Dewa Syiwa, biasanya berukuran kurang dari satu meter.

Selama ini dipahami Arca Dewa Ganesya di Boro itu pernah dicuri, peristiwanya terjadi di masa pemerintahan kolonial Belanda. Arcanya berhasil ditemukan, namun sudah berpindah jauh dari lokasi semula. Perihal lokasi awal inilah yang selama ini menjadi teka-teki ilmu arkeologi.

Studi-studi selama ini meyakini, keberadaan Arca Dewa Ganesya yang berdiri sendiri, atau di luar kompleks candi, difungsikan sebagai bagian dari pranata simbolik menolak atau mencegah marabahaya yang datang dari determinasi (kekuasaan) alam. Pertemuan dua sungai, merupakan lokasi yang rawan karena pada masanya berpotensi terjadi banjir.

Selain di Boro, yang diyakini sebenarnya berkedudukan di Jimbe, juga ada arca Ganesya raksasa lain yang kini bisa dijumpai di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang.

Arca di Boro, menurut Dwi, lebih unik dan istimewa, karena pahatannya masih sangat utuh. Termasuk relief motif batik pada kain sarung yang dikenakan arca Dewa Ganesya.

Periode akhir Singosari yang menghasilkan arca Dewa Ganesya ini mewakili kesempurnaan artistik produk-produk kesenian masyarakat Singosari di era kepemimpinan Raja Wisnuwardhana. "Kesenian arca menunjukkan perubahan ke arah tiga dimensi, sebagai patung arca yang utuh, bukan relief. Bisa dinikmati dari semua sisi 360 derajad sekeliling arca," kata Cahyono.

"Tidak hanya itu. Banyak studi bisa dilakukan dalam hal motif kain batik pada era Singosari, juga pahatan yang disebut plastis, yakni pahatan yang menggambarkan keluwesan dan sekaligus ketrampilan pahatan yang amat baik, sehingga misalnya lipatan sarung arca tampak melambai, bertumpuk dan bisa dibayangkan sulitnya menatahnya waktu pembuatannya oleh seniman Singosari," lanjutnya.

Ini tidak terdapat pada arca atau relief lain dari era Singosari lainnya. Arca Dewa Ganesya Boro tersebut seharusnya diletakkan dalam kedudukan atau popularitas yang lebih tinggi oleh pemerintah dan masyarakat sekarang, katanya. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Travel Update
5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

Hotel Story
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Travel Update
4 Tips Solo Traveling dengan Motor, Pastikan Kendaraan Siap

4 Tips Solo Traveling dengan Motor, Pastikan Kendaraan Siap

Travel Tips
6 Tips Wisata Hemat ke Kepulauan Gili Lombok NTB

6 Tips Wisata Hemat ke Kepulauan Gili Lombok NTB

Travel Tips
Wahana dan Fasilitas Wisata di Kampoeng Anggrek Kediri

Wahana dan Fasilitas Wisata di Kampoeng Anggrek Kediri

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com