Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambangan, Jejak Peradaban Brantas (1)

Kompas.com - 16/03/2011, 06:25 WIB

KOMPAS.com - Budaya baru terbentuk menggantikan budaya lama. Tetapi di atas permukaan air Sungai Brantas di Kabupaten Blitar dan Tulungagung, Jawa Timur, masyarakat ternyata masih memanfaatkan kebiasaan kuno: menyeberang sungai dengan perahu.

Sungguh menarik mengamati betapa penyeberangan Sungai Brantas mengunakan perahu yang disebut tambangan, diyakini sudah ada sejak zaman Majapahit. Tambangan sebagai sarana transportasi telah melintasi ujian adaptasi sosial dan adaptasi teknologi selama sekian abad.

Musim hujan yang berkepanjangan tahun lalu dan berlanjut hingga sekarang (juga disebut cuaca ekstrim), menjadikan debit air Sungai Brantas kini lebih besar. Warga menyatakannya, banyune kimplêh-kimplêh. Air melimpah.

Arus air deras, meski tak sampai bergelora. Seperti halnya Sungai Bengawan Solo di Jawa, Sungai Brantas hilir di Blitar sudah membentuk dasar sungai yang dangkal melebar seperti piring, bukan berpalung berjurang seperti mangkuk.

Ini terjadi akibat proses aluviasi, terikutnya bahan-bahan sedimen gunung mendangkalkan dasar sungai. Meski deras dan dalam oleh karena debit yang besar, arus air tetap tenang. Air tidak bergolak seperti sungai-sungai semacam Pekalen Sampean di wilayah timur Jawa Timur sehingga bisa dijadikan arena olah raga arung jeram.

Namun, justru berakar pada kondisi struktur fisik sungai semacam inilah, tradisi dan kebudayaan menyeberang sungai dengan perahu tambangan ini bisa terbentuk. Tambangan ini tak mungkin dioperasikan di sungai dengan air yang bergolak-golak.

*** SITUS resmi Pemerintah Kabupaten Tulungagung tidak mengutip sumbernya, menyebutkan, di era Majapahit (abad ke-14 sampai dengan ke-15), peradaban masa itu telah mengelola dan menata kegiatan penyeberangan ini. Para tukang tambang zaman itu, disebut Wwanganambangi, telah diorganisasi dengan rapi.

Tidak itu saja. Salah satu sentra kegiatan tambangan di zaman ini berada di Desa Majang, Kecamatan Tulungagung, kata Suprijanto, di situs Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga, Pemerintah Kabupaten Tulungagung.

Bisa jadi ini berhubungan dengan istilah jenis perahu payangan yang hingga kini merupakan sebutan bagi nama perahu besar penangkap ikan di desa-desa nelayan pantai selatan Jawa.  

Ada belasan jasa perahu tambangan masa kini yang masih tersisa namun beroperasi penuh. Di antaranya, di Desa Pundensari, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung yang dioperasikan Nohan, laki-laki 30-an tahun, pemimpin kegiatan perahu tambangan ini yang dikelola sebuah kumpulan orang, sejenis kerjasama bisnis.

Tempat perahu ini beroperasi bisa ditemukan di ruas jalan raya Rejotangan, ruas jalan Blitar Tulungagung. Pada jarak tertentu di sepanjang jalan akan tampak papan pemberitahuan bergambar perahu, dan bertuliskan tambangan. Bisa ada tambahan tulisan, "24 Jam Roda 2 dan bisa ditambah Roda 4." (Bersambung)

- Tambangan, Jejak Peradaban Brantas (2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Jalan Jalan
Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com