Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keprihatinan dari Lembah Baliem

Kompas.com - 31/03/2011, 10:54 WIB

Dengan terbata-bata, Jacky membacakan seluk-beluk berbagai jenis penyakit kelamin, seperti sifilis, gonore, dan masalah HIV/AIDS, dari sebuah buku. Melalui sebuah mikrofon, informasi kesehatan itu tersebar hingga radius 20 kilometer di seluruh kota Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua.

Jacky yang bernama asli Yakub Tamaka (17) adalah siswa kelas XII SMA PGRI, Wamena. Selasa (22/2) sore itu, bersama teman-temannya yang sebagian besar pelajar SMA, Jacky mengisi acara Kesehatan Keluarga di Radio Voice of Baliem Children (VBC) atau Suara Anak Baliem. Radio ini dikelola oleh Wahana Visi Indonesia, mitra kerja World Vision Indonesia.

Secara bergantian, mereka menerangkan dari gejala, cara penularan, pengobatan, hingga cara pencegahan berbagai penyakit kelamin dan HIV/AIDS. Untuk menarik anak-anak muda mendengarkan siaran radio itu, informasi disampaikan dengan diselingi lagu-lagu Justin Bieber yang sedang ngetop di kalangan anak muda.

Bagi remaja Indonesia umumnya, penyakit kelamin dan HIV/AIDS masih sekadar pengetahuan di bangku sekolah yang perlu diwaspadai dan dihindari. Membahas hal-hal tersebut di tempat umum masih dianggap janggal dan tabu. Bahkan, penyakit yang sering disebabkan oleh perilaku seksual tak sehat itu sering menjadi bahan gurauan.

Namun, bagi remaja di Pegunungan Tengah Papua, penyakit kelamin dan HIV/AIDS adalah tantangan yang harus mereka hadapi. Bukan sekadar teori atau bahan pelajaran kesehatan, HIV/AIDS hadir dalam kehidupan sehari-hari.

Upaya anak-anak muda membawa penyakit kelamin dan HIV/AIDS ke ranah publik itu mendobrak kebuntuan sosialisasi HIV/AIDS akibat keengganan orang dewasa di Wamena untuk membahas persoalan tersebut.

Untuk menyebut nama HIV/AIDS saja, banyak orang dewasa yang menghindarinya, terutama apabila ada keluarga atau kerabat yang mengalami gejala berbagai penyakit akibat penurunan daya tahan tubuh secara terus-menerus. Mereka menyebut HIV/AIDS sebagai penyakit ”salah jalan” atau penyakit ”itu sudah”.

Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Jayawijaya per 31 Desember 2010, jumlah pengidap HIV/AIDS di daerah itu mencapai 1.068 orang. Perinciannya, 259 pengidap HIV dan 809 penderita AIDS. Pengidap HIV yang berusia antara 15 tahun dan 19 tahun mencapai 57 orang serta yang terkena AIDS mencapai 117 orang.

”Jika pada usia 15 tahun sudah terkena AIDS, ia terinfeksi HIV sekitar 3-4 tahun sebelumnya. Dapat dibayangkan, pada usia sangat muda, mereka sudah mengenal hubungan badan tak sehat,” kata Rachmat Willy Sitompul, dokter yang mengelola VBC.

Anak-anak itu, Willy melanjutkan, kemungkinan besar tertular HIV/AIDS dari hubungan badan yang dilakukan dengan orang dewasa atau teman sebaya. Padahal, perilaku seks orang dewasa di Papua umumnya sangat berisiko karena sering berganti pasangan dan rendahnya kesadaran untuk menggunakan kondom.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com