Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wow, Tanaman "3 in 1" dalam Satu Pohon!

Kompas.com - 06/04/2011, 16:17 WIB

KOMPAS.com - Jambu biji sukun, jambu biji variegata, dan jambu biji merah getas dalam satu pohon. Tak percaya? Coba saja mampir ke Taman Wisata Mekarsari (TWM), Bogor. Anda tidak hanya sekadar melihat tanaman "3 in 1" tersebut, tapi juga belajar membuatnya. Uniknya, pelatihan untuk tanaman kombinasi tersebut menggunakan media pot. TWM memang terkenal dengan tabulampot alias tanamanan dalam pot.

"Mekarsari memang bukan pertama yang mengkreasikan tabulampot. Tapi kami yang termasuk mempopulerkannya. Sudah lebih dari lima tahun mengembangkan tabulampot," kata Staf Produksi Kebun Koleksi TWM, Melinda Tunjung Wulan. Tabulampot termasuk yang banyak digemari oleh pengunjung TWM. Garden Center, tempat pengunjung bisa membeli tabulampot pun tak pernah sepi pengunjung.

Tabulampot bisa menjadi solusi untuk membuat taman di lahan yang sempit. Di TWM, hampir berbagai jenis tanaman dalam pot bisa ditemukan, mulai dari tanaman hias sampai pohon berbuah. Tabulampot kombinasi juga menjadi incaran pengunjung. Karena itu, sebagian besar tabulampot kombinasi habis terbeli. Tabulampot kombinasi merupakan satu pohon yang terdiri dari beberapa varietas tanaman buah yang berbeda.

Tabulampot bisa menjadi solusi untuk para penggemar tanaman buah tapi memiliki luas lahan terbatas. Karena, pecinta tanaman buah pun dapat menikmati berbagai jenis buah hanya dengan menanam dan merawat satu pohon. Tabulampot pun bernilai ekonomis karena harga jualnya yang relatif tinggi. Walau begitu, cara penanamannya pun relatif mudah.

"Tadinya saya mau mengajarkan tanaman dengan media air. Tapi menurut saya, ini lebih simple untuk anak-anak sekolah dasar. Kalau saya lihat, anak-anak pun sanggup membuat tabulampot kombinasi," kata Ida (36), seorang guru sekolah dasar yang juga peserta Demo Agro Gratis "Membuat Tanaman Buah 3 in 1".

Setiap bulan di area Garden Center memang biasa mengadakan Demo Agro Gratis untuk pengunjung Mekarsari di setiap hari Minggu pada pukul 11.00 dan 13.00. Demo Agro Gratis tersebut memiliki tema yang berbeda-beda setiap bulannya. Misalnya di bulan Maret, tema yang diangkat adalah pengolahan daun sirsak menjadi minuman yang berkhasiat untuk kanker.

"Tema yang dipilih tergantung apa yang sedang tren atau orang tertarik jenis apa," kata Melinda.

Khusus selama bulan April, demo agro menampilkan tabulampot kombinasi. Tanaman apa saja yang bisa dijadikan Tabulampot Kombinasi? Menurut Public Relations TWM Putri Ayu Pratami, hampir semua tanaman bisa dijadikan tabulampot.

"Asal dari satu spesies yang sama. Kami mengembangkan yang tiga varietas dalam satu tanaman. Tapi sebenarnya bisa saja sampai delapan varietas, asal rajin dan telatan merawatnya," tambahnya.

Pihak TWM sendiri mensuplai bibit atau tanaman yang sudah jadi. Selain itu, TWM juga mengadakan pelatihan untuk pengunjung yang berminat untuk menanam tabulampot kombinasi di rumah. Harga tabulampot sekitar Rp 40.000 - Rp 50.000. Khusus untuk peserta demo agro akan mendapatkan diskon khusus sebesar 20 persen.

Dalam demo agro tersebut, peserta dijelaskan teknik memadukan beberapa varietas dalam satu tanaman. Teknik yang dipakai adalah sambung pucuk. Biasanya sambung pucuk akan berhasil jika dilakukan pada tanaman antar varietas atau masih dalam satu spesies. Bisa juga antar satu spesies tetapi masih dalam satu genus. Hanya saja, tingkat keberhasilan antar varietas lebih tinggi dibandingkan antar spesies.

"Jadi kalau mau nanam tanaman baru, minta pucuknya jangan tanamannya. ini bisa menjadi trik untuk punya tanaman baru apalagi kalau lahan sempit," kata Melinda. Ia menjelaskan kalau pucuk jambu cepat tumbuh dan pertumbuhannya lebih sempurna. Karena itu, tingkat keberhasilan tanaman kombinasi pada jambu lebih tinggi dibanding tanaman buah lainnya,

"Dalam dua tahun, jambu sudah belajar berbuah. Bisa saja dengan lengkeng, tapi tingkat keberhasilan lebih rendah karena akar tidak sekuat jambu. Bahkan Durian pun bisa. Beda-beda di perawatannya saja," jelasnya. Untuk melengkapi demo agro, Anda bisa mengikuti Smart Cultivation Tour atau kegiatan menanam tanaman.

Ada tiga pilihan yang bisa diikuti peserta Smart Cultivation Tour yaitu aktivitas menanam tanaman sayur atau buah, perbanyakan, dan terrarium. Aktivitas perbanyakan yaitu belajar cangkok, okulasi, sambung, dan stek. Sementara terrarium adalah menanam tanaman dalam gelas. Kelebihan mengikuti tur menanam ini adalah hasilnya dapat dibawa pulang. Tur tersebut bisa diikuti oleh perorangan maupun rombongan.

"Saya mau ikutkan untuk anak didik saya. Apalagi pulang bawa cinderamata, lebih menarik untuk anak-anak," kata Ida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

    Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

    Travel Update
    Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

    Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

    Travel Update
    Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

    Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

    Hotel Story
    10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

    10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

    Jalan Jalan
    Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

    Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

    Travel Update
    Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

    Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

    Travel Update
    3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

    3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

    Travel Update
    Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

    Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

    Hotel Story
    iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

    iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

    Travel Update
    9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

    9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

    Jalan Jalan
    Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

    Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

    Travel Update
    6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

    6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

    Travel Tips
    Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

    Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

    Travel Update
    China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

    China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

    Travel Update
    Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

    Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com