Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mumpung Komodo Masih Melambung

Kompas.com - 07/04/2011, 20:10 WIB

KOMPAS.com - Amat menggembirakan tatkala komodo juga menjadi maskot penyelenggaraan pesta olahraga Asia Tenggara (SEA Games) XXVI di Palembang dan Jakarta pada 11 hingga 25 November 2011. Hal itu berarti, hewan purba bernama Latin varanus komodoensis makin melambung namanya di seantero jagad. Walau, uniknya, lokasi penyelenggaraan SEA Games kali ini terbilang berjarak seribuan kilometer lebih dari habitat spesies kadal terbesar di dunia tersebut di Pulau Komodo dan Rinca, serta Gili Motang. Ketiga pulau itu masuk dalam wilayah Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Komodo yang sekarang masih bertarung di ajang The New Seven Wonders of The World makin hari memang mencuat namanya. Berbondong-bondong pihak yang ikut andil untuk makin membuat kekayaan alam Indonesia tersebut terkenal. Sebut saja para insan yang bergelut di bidang media hiburan dan periklanan.

Setidaknya, ada tiga nama yang bakal dan tengah menggarap keindahan Pulau Komodo habis-habisan. Kelompok Starvision misalnya yang sudah menayangkan sinetron Si Kriwil. Cerita jenaka di layar kaca tersebut menonjolkan latar belakang menawannya habitat asli komodo.

Lalu, perusahaan industri jamu Sido Muncul pun melakukan pengambilan gambar untuk iklan edisi kedua bertajuk Ayo ke Labuan Bajo sejak Minggu (3/4/2011) sampai dengan Kamis (7/4/2011). Edisi pertama garapan pengusung Kuku Bima Ener-G itu tayang di televisi pada Juni setahun silam.

Tak ketinggalan adalah artis dan produser film Olivia Zalianty. Menurut rencana, pengambilan gambar terwujud sekitar Juni tahun ini. Film itu bercerita soal perjuangan masyarakat di Pulau Komodo mempertahankan pulau mereka. Lagi-lagi, eksotisme pulau tersebut bakal menjadi porsi besar dalam penggarapan.

Feri

Kendati demikian, penelusuran sejak Selasa (5/4/2011) di Labuan Bajo mulai dari bandar udara ibu kota Mabar, Komodo, hingga ke pelabuhan setempat menyisakan tanda tanya terkait moda transportasi menuju Pulau Komodo. Pasalnya, Labuan Bajo merupakan satu titik penting bagi wisatawan yang berhasrat mengunjungi pulau itu, termasuk ke Rinca, dan Gili Motang tentunya.

Adalah Makdura, seorang pemilik kapal kayu bermesin berbobot 15 ton, yang bertutur makin banyak orang berkunjung ke Labuan Bajo demi bertolak ke Komodo. Catatan yang dikumpulkan Kompas.com menunjukkan  Pada 2008, data jumlah kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo atau Manggarai Barat sebanyak 25.000 wisatawan asing dan domestik. Kemudian, selama 2010, kunjungan mencapai angka 47.000 lebih dengan waktu lama tinggal antara 6-8 hari. Kehadiran para turis asing dan domestik ini hanya melihat binatang Komodo dan menyelam. "Memang betul, kunjungan ke Labuan Bajo meningkat terus," ungkap Wakil Bupati Mabar Maximus Gasa.

Lebih lanjut, Mak, panggilan akrab untuk Makdura itu mengatakan, dirinya ikut berkecimpung di bisnis transportasi itu sejak 2009 lantaran peluangnya masih lebar. Sampai sekarang, baru ada 30 kapal sejenis seperti miliknya yang melayani pesanan untuk pengantaran mulai dari Labuan Bajo ke Pulau Bidadari hingga Komodo. Tarifnya pun bervariasi mulai dari Rp 500.000 per kapal per hari hingga jutaan. "Kalau kapal boat (kapal cepat) tarifnya bisa sampai Rp 5 juta ke Komodo," imbuhnya.

Rupanya, persoalan tarif bagi para wisatawan memang terkesan menjadi sandungan. Pasalnya, rata-rata, cuma wisatawan asing alias mancanegara yang lazimnya bisa membayar sebanyak itu. Wisatawan lokal bernasib sebaliknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com