Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Paskah di Larantuka

Kompas.com - 21/04/2011, 09:35 WIB

Rangkaian prosesi Jumat Agung

Prosesi Jumat Agung dimulai dengan perarakan Tuan Ma dan Tuan Ana ke Katedral Reinha Rosari Larantuka. Mulai pukul 14.00 Wita, Tuan Ma menjemput Tuan Ana, lalu masuk ke gereja dengan iringan ribuan warga Larantuka, juga turis lokal dan mancanegara.

Tradisi Paskah di Larantuka pada Jumat Agung dilakukan di laut. Prosesi laut mulai pukul 12.00 WIB dari pantai Kota menuju pesisir, ke desa Pohon Sirih. Sebelum menuju kapel Tuan Ma dan Tuan Ana, warga lebih dahulu menyambut Tuan Meninu di pinggir pantai Desa Pohon Sirih.

Prosesi pengantaran Tuan Meninu (laskar laut) diawali oleh satu orang terpilih dari suku khusus yang menjunjung patung Tuan Meninu dari atas kapel menuju sampan khusus. Pada sampan ini, Tuan Meninu diletakkan di bagian depan dan satu orang pembawanya di belakang. Prosesi pengantaran Tuan diiringi warga menuju ke armida (tempat penataan patung) di dalam Kota Larantuka.

Untuk membuka jalan, anak-anak suku khusus berada di barisan depan iringan prosesi laut dari seberang Larantuka ini. Satu sampan berisi dua anak suku yang disebut laskar kecil. Sebanyak 7-8 sampan laskar kecil ini mengawal Tuan Meninu. Di belakangnya, warga mengikuti prosesi laut menuju ke pesisir. Perjalanan laut menuju Pohon Sirih berlangsung satu jam. Di pesisir pantai, warga dari dalam Kota Larantuka sudah menunggu. Setibanya di Pohon Sirih, Tuan Meninu diantar menuju armida Pohon Sirih. Selanjutnya, warga berjalan menuju kapel Tuan Ma, lalu menjemput Tuan Ana, dan bersama warga menuju Gereja Katedral.

Prosesi keliling delapan "armida"

Ritual keagamaan dilakukan dengan mencium salib (bagian dari penghormatan salib) di Gereja Katedral Larantuka mulai pukul 15.00 Wita. Lalu pukul 18.00, umat kembali menjalani prosesi yang dibuka dengan ovos atau peratapan. "Ovos atau nyanyian ratapan dilakukan di gereja selama 15 menit. Lalu umat keluar dari gereja dan mengelilingi delapan armida di Larantuka. Tuan Ma dan Tuan Ana beserta iring-iringan menjenguk delapan armida ini hingga pukul 03.00 Wita, hingga kembali lagi ke gereja" urai Diana.

Ritual Paskah di Larantuka belum berakhir. Pada Sabtu pukul 07.00 Wita, Tuan Ma dan Tuan Ana diantar pulang ke kapel masing-masing. Berbagai suku, umat, masyarakat Flores hingga tamu asing berbaur dalam rangkaian prosesi lebih dari 24 jam ini. "Saat ritual Paskah, semua rumah di Larantuka terbuka untuk siapa saja. Tamu asing boleh menumpang mandi atau merebah di setiap rumah," ucap Diana seraya menambahkan bahwa biasanya gereja juga menyiapkan pemandu wisata bagi tamu asing yang ingin mengikuti prosesi.

Suku mengambil alih prosesi

Sabtu (23/4/2011) pagi, saat Tuan Ma dan Tuan Ana kembali ke kapel masing-masing, suku mengambil alih prosesi. Suku khusus mengemas kembali Tuan Ma dan Tuan Ana, lalu kapel pun ditutup untuk umum.

Sabtu sore, warga Larantuka melakukan Misa Sabtu Santo (Misa Malam Paskah), mulai pukul 18.00 Wita. "Pada waktu inilah lonceng gereja boleh dibunyikan kembali," ujar Diana. Selanjutnya, ritual Paskah lebih pada upacara keagamaan. Misa Minggu dilakukan tiga kali, pukul 06.00, 08.00, dan 16.00 Wita.

Ritual Paskah di Larantuka berakhir dengan Misa. Warga kembali ke rumah dan  melepas lelah. "Hebatnya, selama mengikuti ritual suku dan agama sepanjang rangkaian prosesi Paskah, semua umat bersemangat dan kuat secara fisik. Memang setelahnya tubuh terasa lelah dan kebanyakan warga menikmati waktu istirahat seusai Misa Minggu," tutup Diana. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com