Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Paskah di Larantuka

Kompas.com - 21/04/2011, 09:35 WIB

KOMPAS.com — Saat Paskah tiba, masyarakat Flores punya cara unik merayakannya. Paskah tak hanya diperingati secara keagamaan dengan misa. Masyarakat Flores juga menjalani ritual peninggalan budaya nenek moyang. Budaya tradisi masih bertahan hingga kini dan menjadi daya tarik bagi turis lokal dan mancanegara. Ke Larantuka, masyarakat dari berbagai gugusan pulau di Nusa Tenggara Timur datang. Larantuka menjadi destinasi wisata religi sepanjang minggu ini.

Ritual Paskah di Larantuka berlangsung padat mulai Rabu (20/4/2011) hingga Minggu (24/4/2011). Siapa saja boleh ikut serta. Tak hanya umat Katolik yang merayakan Paskah karena, di Larantuka, perayaan Paskah merupakan paduan tradisi budaya suku dan ritual keagamaan umat Katolik.

Ribuan orang akan berkumpul mengikuti tradisi Paskah di Larantuka. Larantuka mulai dipenuhi pengunjung sejak Minggu Palem lalu hingga puncak acara Jumat Agung. Saat ini, warga dari berbagai pulau di Nusa Tenggara Timur berbondong-bondong meninggalkan desa menuju Larantuka. Meski begitu tidak semua warga merayakan di Larantuka. Masyarakat di Lamalera, misalnya, mereka memiliki tradisi perayaan Paskah tersendiri.

Saat singgah di Lembata pada Minggu Palem lalu (17/4/2011), Kompas.com menemui masyarakat di Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata, NTT. Sejumlah warga mengaku akan berangkat menuju Larantuka pada Rabu untuk mengikuti prosesi Jumat Agung. Namun, tak sedikit juga warga yang meninggalkan Lembata menuju Larantuka seusai Minggu Palem lalu. Diana Dasilva (30), karyawan LSM Internasional yang bekerja di Lembata, mengaku akan pulang ke kampung halamannya di Larantuka pada Rabu (20/4/2011).

Prosesi diawali dengan Rabu Trewa

"Tradisi paskah di Larantuka dimulai dengan ritual keagamaan Misa Rabu Trewa di masing-masing paroki. Ritual ini hanya ada di Larantuka. Trewa artinya bunyi-bunyian terakhir setelah misa pukul 20.00 Wita. Warga boleh memasang musik atau bunyi-bunyian lain. Gereja masih boleh membunyikan lonceng hingga pukul 20.00. Namun setelah misa Rabu malam, bunyi-bunyian tak dibolehkan," ucapDiana kepada Kompas.com di sela-sela pelatihan menulis dan fotografi untuk Forum Anak Lembata yang diadakan Plan Indonesia di Lewoleba, Lembata, NTT, 16-17 April 2011.

Kamis Putih

Esoknya, menurut Diana, pada perayaan perjamuan terakhir, Kamis Putih pukul 10.00 Wita, tak ada lagi bunyi-bunyian. Suasana Larantuka terasa sepi seperti halnya Nyepi pada masyarakat Hindu di Bali. Diana melanjutkan persiapan mengeluarkan Tuan Ma (patung Bunda Maria) dimulai pada Kamis Putih. Patung Bunda Maria di Kapel Maria Pante Kebis ini akan dimandikan oleh lima suku besar di Larantuka.

"Kegiatan ini tertutup untuk umum. Namun, setelah pemandian, warga biasanya mengambil air mandi di bak lalu dipindahkan ke botol untuk dibawa pulang," ucapnya seraya menambahkan bahwa air ini diyakini memiliki khasiat. Tuan Ma hanya dikeluarkan setahun sekali saat perayaan Paskah. Untuk pertama kalinya, hanya keluarga kerajaan yang boleh mencium Tuan Ma.

Kamis, mulai pukul 22.00 Wita, umat mulai melakukan lamentasi hingga pagi di Gereja Katedral Larantuka. Mereka juga diizinkan untuk mencium Tuan Ma di Kapel Pante Kebis dan Tuan Ana di Kapel Lohayong. Ritual mencium Tuan Ma dan Tuan Ana ini berlangsung hingga Jumat pukul 13.00 Wita.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Jalan Jalan
Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com