Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komodo, Pemicu Gairahkan Pariwisata NTT

Kompas.com - 22/04/2011, 20:12 WIB

KUPANG, KOMPAS.com - Tingkat kunjungan ke Nusa Tenggara Timur (NTT) sekitar 90 persen untuk tujuan bisnis dan hanya 10 persen untuk pelesir.

"Memang masih kecil. Tapi sudah ada pemicunya saat Komodo masuk finalis New7Wonders, Labuan Bajo sekarang ramai," kata Budhy Syahroni Karsidin, Manager Business Development TransNusa dan juga bertindak selaku Wakil Ketua Asita NTT, kepada Kompas.com. Sayangnya menurut Budhy, saat ini belum ada operator lokal yang serius menangani pariwisata di NTT.

Karena itu pihaknya juga membuat sebuah pusat informasi pariwisata di kantor TransNusa. Di tempat ini, wisatawan dapat mencari informasi wisata dari berbagai kabupaten yang ada di NTT. Budhy menambahkan segmentasi pariwisata NTT memang cocok untuk para backpacker yang tertarik dengan konsep petualangan.

"Memang secara biaya transportasi agak mahal, tapi untuk bacpacker yang memang mencari adventure, kita tempatnya. Itu nggak pernah masalah. Kalau naik level lebih ke atas, kita butuh komitmen dan kerja sama segala pihak untuk membangun pariwisata NTT, terutama juga dengan pemerintah daerah," ungkapnya.

Misalnya, Budhy menjelaskan seperti di Labuan Bajo yang pertumbuhannya cepat karena ada tourism board.

"Saya juga iri dengan NTB, kita provinsi yang kakak beradik. Di sana dengan potensi segitu, mereka punya keseriusan, bisa dilihat dari apa yang telah dilakukan, para pejabat dan organisasi berjalan baik," ungkapnya.

Sementara itu, Asita di NTT, lanjut Budhy, baru berjalan dua bulan. "Tapi saya optimis. Trennya pasti bergerak ke timur dan masyarakat pasti jadi siap dengan pariwisata. Kita pacu supaya orang mau bepergian ke NTT," tuturnya.

Menurutnya, wisatawan Australia dan tentara asing yang menetap di Timor Leste banyak berkunjung ke NTT. "Dari Jakarta dan Surabaya juga makin banyak yang travel. Tiap tahun ramai dari sana wisatawan ke Larantuka untuk lihat prosesi paskah," ujarnya.

Budhy melanjutkan, pariwisata di NTT sebenarnya sudah berkembang sejak dulu. "Tahun 80-an turis Belanda dan Jerman mereka melakukan one week trip dari bali sampai NTT. Kita bisa jual NTT sebagai single destination," ungkapnya.

Budhy memberi contoh Alor yang terkenal di mata diver. "Kalau lihat literatur, Alor diagung-agungkan. Tapi sempat mati karena aksesnya sulit. Tapi sekarang malah mudah dari Denpasar atau Dili. Bahkan bisa di e-ticket sudah ready infrastrukturnya, tapi perlu refresh lagi informasi mengenai Alor. Nggak mungkin dengan literatur lama," katanya.

Sehingga pihaknya kemudian melakukan fam trip untuk Biro Perjalanan Wisata dan lomba fotografi bawah air Alor guna mempromosikan destinasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Travel Tips
Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Travel Update
5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com