Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nakajima Terkesan dengan Lembah Harau

Kompas.com - 09/06/2011, 17:59 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

Menurut para ahli, Gunung Tembus terkait erat dengan dengan kedatangan sejarawan asal China. "Beberapa orang bilang dia pernah berkunjung ke sana pada tahun 430 Masehi saat akan ke Kerajaan Sriwijaya," katanya.

Pada Etape 4, Kota Payakumbuh dilewati para pembalap sepeda. Para penduduk tampak memadati tepi jalan yang dilalui atlet. Sekolah-sekolah pun diliburkan agar para murid bisa ikut menyambut mereka.

"Crowd disini luar biasa.Walaupun atlet berkonsentrasi pada jalanan, tapi mereka pasti dengar teriakan penonton. Itu mampu membuat semangat mereka makin meningkat," kata Kim. Beberapa tim dan panitia menginap di Payakumbuh karena pada Etape 5 besok, titik start berada di Payakumbuh.

"Hari ini memang etape pendek tapi kesulitannya tinggi karena jalanan kecil," kata Wakil Walikota Kota Payakumbuh, Syamsul Bahri.

Ia menuturkan beberapa obyek wisata di Payakumbuh antara lain Ngalau Indah, Ampangan, dan Jembatan Ratapan Ibu. "Disebut Ratapan Ibu karena ini lokasi sejarah. Dulu ada perjuangan melawan Belanda di situ. Banyak korban berjatuhan," katanya.

TdS berlangsung 6-12 Juni 2011 yang menggabungkan olahraga dan pariwisata. TdS 2011 melombakan 7 etape dengan jarak total 739,3 km. Rute yang dilewati penuh dengan obyek wisata khas masing-masing daerah. Selain itu, budaya dan kuliner Sumatera Barat juga diperkenalkan kepada peserta TdS.

Kabupaten dan kota yang terlibat antara lain Pemkot Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, Kota Sawahlunto, Kabupaten Solok, Kota Solok, Kota Payakumbuh, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Limapuluh Kota.

Ajang ini sudah menjadi agenda resmi tahunan Organisasi Balap Sepeda Dunia (Union Cycliste Internationale) bekerjasama dengan Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI), pemerintah daerah, dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com