Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantai Charlita, Wisata Baru di Nias

Kompas.com - 10/06/2011, 15:07 WIB

Sementara untuk menu yang ditawarkan juga beragam, mulai dari yang umum seperti nasi goreng, mie ayam dan gado-gado, atau seafood seperti ikan bakar, udang saus tiram dan cumi goreng. Harganya antara Rp 10.000 sampai Rp 100.000. Minuman ringan dan jus juga tersedia untuk menemani pesanan Anda.

“Charlita kebanyakan dikunjungi orang untuk makan dan berenang,” kata Ina Charlita Zega. Namun seiring dengan semakin bertambahnya fasilitas yang disediakan, menurut Ina Charlita, obyek wisata yang dikelolanya juga sering dikunjungi oleh para tamu dari luar daerah Nias.

Daerah Gunungsitoli memang memiliki banyak kawasan tepi pantai yang indah namun belum dikelola dengan maksimal. Padahal bila dikelola dengan baik, tentu dapat memberikan sumbangan yang besar bagi kemajuan masyarakat disekitarnya.

“Saya rasa obyek wisata pantai itu akan dicari karena masyarakat Nias memang sangat membutuhkan tempat hiburan dan rekreasi,” begitu komentar Ina Charlita.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Pantai Charlita yang dikelolanya selalu berupaya melengkapi fasilitas yang ada serta meningkatkan pelayanan kepada tamu yang datang.

“Saya ingin Charlita bisa lebih berkembang dari yang sekarang,” ujar Ina Charlita yang telah merencanakan pembangunan beberapa fasilitas tambahan selain kolam renang.

Penambahan kamar, pondok dan fasilitas olahraga sedang menunggu giliran. Dan semuanya lagi-lagi bergantung pada kemampuan finansial yang harus dikorbankan dari kantong pribadi guna mewujudkan rencananya, membangun Nias melalui pariwisata.

Semi Waterboom

Tidak mau ketinggalan dengan sarana hiburan di kota besar, seperti Dufan yang ada di Jakarta. Kini Pantai Charlita dilengkapi dengan fasilitas semi waterboom. Kalau selama ini masyarakat Nias hanya melihat melalui televisi, kini tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta untuk merasakan sensasi guyuran air dari sebuah tong dari atas.

“Kalau waterboom kan seluncuran dan terowongannya lebih panjang dan tinggi terus berkelok-kelok, sedangkan yang ada disini seluncuran dan terowongannya pendek,” tutur Ina Charlita tentang alasan diberi embel-embel semi waterboom.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com