Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melestarikan Pohon, Manjakan Pengunjung

Kompas.com - 13/06/2011, 08:07 WIB

Belakangan ini, masyarakat tertarik dengan segala sesuatu yang berbau ”kembali ke alam” untuk melepas kepenatan di tengah hiruk-pikuk kota. Ketertarikan masyarakat itu ditangkap pelaku usaha restoran.

Hasilnya, the Grand Hill Bistro-Cafe di kawasan Cisarua, Puncak, Kabupaten Bogor, dan Rumah Air di Bogor Nirwana Residence (BNR), Kota Bogor, Jawa Barat. Dua tempat ini turut mengusung tema kembali ke alam dengan tetap mengedepankan kesan elegan dan mewah. Jika the Grand Hill menawarkan lanskap pegunungan, Rumah Air mengusung konsep danau dan kolam buatan.

Rumah Air yang menawarkan makan di tengah air mengalir, sekaligus aneka permainan air untuk anak-anak serta memancing, mencoba memanfaatkan air irigasi yang ada untuk usaha itu lalu kembali dialirkan.

”Kami mencoba ramah lingkungan. Hanya sedikit unsur beton di Rumah Air. Sebagian besar bambu, rumbia, dan kayu,” tutur Okerda Daswarlyn (43), pemilik Rumah Air, Selasa (31/5/2011).

Selain itu, ia juga mengaku danau yang dibuatnya juga berfungsi sebagai resapan air. Karena itu, dasar danau tidak dibeton, tetapi dipertahankan tanah agar air bisa meresap.

The Grand Hill berupaya meminimalkan dampak negatif pembangunan restonya terhadap lingkungan pegunungan. Bangunan resto ini dilengkapi atap tinggi tanpa plafon dan hampir semua dindingnya jendela kaca yang bisa dibuka tutup. Udara segar tanpa pendingin ruangan dijamin bakal membuat konsumen nyaman.

Afat (58), pemilik the Grand Hill, mempertahankan pohon berusia puluhan tahun yang telah tumbuh di areal lahan miliknya yang berbukit-bukit. Ia sengaja memberi ruang pohon damar tumbuh di lantai restorannya. Beton di lantai dua dan atap pun dilubangi agar pohon tetap bisa menjulang tinggi. Ia juga memberi jarak antara pohon dan lantai yang diestimasi cukup untuk pertumbuhan pohon itu 10 tahun mendatang.

Dari mempertahankan pohon, restonya malah mendapat ikon ”Pohon Jodoh”. Pohon yang dimaksud sejatinya hanya pohon cemara berusia lebih dari 50 tahun. Uniknya, cemara ini memiliki dua cabang. ”Jarang, kan, pohon cemara bercabang. Akhirnya berkembang cerita kalau berfoto di sini bisa enteng jodoh atau kalau sudah menikah jadi langgeng,” tutur Afat. (NEL/GAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com