Hari terakhir kami di pagi hari diisi untuk mengantre tiket untuk dapat naik 'Menara Kembar' Petronas Tower, salah satu bangunan tertinggi dunia. Karena dibatasi hanya untuk 600 pengunjung setiap harinya, dan dibatasi 5 tiket setiap pembelian.
Ada dua opsi tiket naik, hingga lantai 41 ke skybridge (jembatan penghubung menara kembar) atau hingga ketinggian 421 meter ke lantai 88 di observation deck. Kami memilih naik hingga jembatan penghubung, karena jika hendak kepuncak harus menunggu giliran di sore hari. Dari ketinggian kita bisa melihat pemandangan kota Kuala Lumpur dari kedua sisi jembatan, dibatasi waktu kunjungan diatas sekitar 20 menit.
Setibanya dibawah kami dapat melihat museum Petronas, dimana kita bisa mendapatkan informasi dan ada wahana yang bisa mengukur berapa kali lipat ketinggian kita dengan Menara. Di Kuala Lumpur ini juga terdapat Masjid Jamek, salah satu masjid tertua di Malaysia yang dibangun para pedagang Islam India.
Siangnya kami menikmati hidangan Malaysia yang sarat dengan rempah. Berbeda dengan hidangan dari Sumatera Barat, makanan disini sangat dipengaruhi oleh nuansa bumbu dari India. Namun tetap membuat pengalaman tersendiri menikmati hidangan kari dan laksa khas Melayu.
Untuk menunggu waktu pulang ke Indonesia pada malam hari, kami memutuskan untuk menikmati bioskop 3 dimensi yang memutar film Box Office yang untuk sementara belum diizinkan kembali beredar di Indonesia.
Memang waktu yang singkat untuk dapat menjelajahi Malaysia. Namun kerinduan yang muncul adalah kapan potensi wisata dan kota kita, dapat ditangani dengan lebih profesional. Sehingga bisa lebih mendatangkan devisa dan menunjukkan kebanggaan dari sisi pariwisata. (Ridho Caesar)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.