Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensasi Spa dari Air Pegunungan

Kompas.com - 27/06/2011, 18:13 WIB

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Rahmat (23) bersama pacarnya, Dewi (21), terlihat asyik berendam di kolam air panas pegunungan. Sepasang kekasih asal kota Mojokerto, itu tak canggung beremdam bersama pengunjung yang lain. Berendam di kolam air panas berbalut sejuknya udara pegunungan, setidaknya membuat tubuh menjadi segar.

Hal itulah yang dirasakan oleh Rahmat dan kekasihnya, tatkala berendam di kolam air panas Pemandian Banyu Panas, di Kawasan Wana Wisata, di Desa Padusan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Obyek wisata air panas di atas ketinggian 800 meter dari permukaan air laut yang berada di lereng Gunung Welirang, ini boleh jadi adalah salah satu tempat tujuan wisata favorit warga masyarakat, khususnya warga Mojokerto.

"Hampir setiap dua pekan sekali saya datang ke sini dan berendam di kolam air panas ini," kata Rahmat, warga Sooko, Mojokerto.

Rahmat mengaku amat menikmati suasana alam pegunungan sambil berendam di kolam air panas, bahkan betah berjam-jam kumkum (berendam) sekadar mencari kehangatan tubuh untuk menghilangkan lelah, capek, bahkan stress.

"Nggak keroso sudah dua jam kumkum dan rasanya capek-capek hilang dan badan jadi segar," katanya.

Untuk bisa menikmati hangatnya kolam air panas "Pemandian Banyu Panas" yang berada di kawasan wana wisata air panas, pengunjung harus merogoh kocek Rp 5.000 (Dewasa) dan Rp 3.500 (Anak-Anak).

Harga tiket sebesar itu relatif murah-meriah dan terjangkau pengunjung dari lapisan menengah-bawah yang membutuhkan fasilitas rekreasi sesuai dengan kantong mereka.

"Harga tiket masuk pemandian air panas relatif murah dan terjangkau semua lapisan masyarakat, hanya saja masalah parkir yang terkadang membuat pengunjung bingung. Masalahnya, setiap pengunjung di pintu masuk wana wisata air panas sudah dipungut tiket masuk Rp 6.000 perorang, tapi di dalam masih harus bayar uang penitipan sepeda motor Rp 4.000, kalau mobil bisa sampai Rp 13.000," kata Rahmat.

Pemandian Banyu Panas yang dibangun di atas areal seluas 2 hektar di kawasan wana wisata, Padusan, Pacet, Mojokerto, ini memiliki lima kolam air panas dan dua kolam renang air dingin untuk dewasa dan anak-anak. Hampir setiap pengunjung wana wisata menyempatkan diri untuk berendam dan menikmati sensasi tatkala berada di dalam kolam air panas.

"Sudah satu jam saya berendam dan sekujur tubuh ini terasa hangat, walaupun diguyur hujan," kata Somad (48), pengunjung asal Sedati, Sidoarjo.

Guyuran air hujan saat beredam di kolam air panas pegunungan, tak pelak membuat pengunjung bertambah betah kumkum. Pasalnya, sir aman air hujan dari langit, itu kian menambah sensasi-sensasi manakala merasakan hangatnya air kolam yang menyembulkan uap-uap kecil.

"Kayak mandi uap ...," kata Somad.

Obyek wisata air panas "Pemandian Banyu Panas" dari sumber pegunungan ini, sesungguhnya memiliki daya tarik kuat untuk kaum pelancong yang hendak merasakan sensasi-sensasi hangatnya air panas saat beremdan dan menikmati hamparan hutan pinus nan asri dan memesona. Sayangnya kaum pelancong mancanegara belum tergarap dengan baik.

Sebetulnya kami tidak tidak kurang-kurang mempromosikan obyek wisata alam air panas ini, tapi masalahnya akomodasi dan infrastruktur yang kurang mendukung, sehingga pemandu wisatawan mancanegara enggan membawa turis ke sini, kata Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Mojokerto Afandi Abdul Hadi.

Dia mengatakan, selama ini yang menjadi kendala sekaligus hambatan menuju lokasi wisata air panas yang berada di Desa Padusan, Kecamatan Pacet, sulit dijangkau dengan moda transporta si bus besar, karena jalur menuju lokasi terlampau sempit dan hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat.

"Kalau bus besar tidak bisa masuk sampai lokasi, kecuali kendaraan roda empat. Jadi, rombongan dalam jumlah besar yang menggunakan bus hanya bisa sampai di terminal Ubalan, Pacet, lalu naik ojek Rp 5.000 menuju lokasi air panas," katanya.

Obyek wisata air panas ini pada hari libur, banyak dikunjungi wisatawan lokal dari pelbagai kota dan daerah di Jawa Timur dan jumlah pengunjungnya bisa mencapai lebih dari 5.000 orang. Namun persoalannya, tergantung cuaca.

"Hanya cuaca yang menjadi kendalanya. Kalau siang hari tiba-tiba turun hujan deras, pengunjungnya bisa dipastikan agak sepi, kata salah seorang petugas di bagian informasi wisata air panas "Pemandian Banyu Panas", Pacet, Mojokerto.

Rata-rata setiap bulannya wisata air panas "Pemandian Banyu Panas" ini dikunjungi 38.000-40.000 orang pengunjung dengan tiket masuk Rp 5.000/orang (dewasa) dan Rp 3.500/orang(anak-anak). Adapun setiap pe ngunjung juga dikenai pungutan tiket masuk lokasi wana wisata sebesar Rp 6.000/orang (dewasa) dan Rp 4.000/orang (anak-anak).

"Hanya pada hari libur dan hari besar nasional tiket masuk lokasi wana wisata dinaikkan menjadi Rp 6.000 untuk dewasa dan Rp 4.000 untuk anak-anak," katanya.

Menyoal parkir dan penitipan sepeda motor yang dikeluhkan pengunjung, kata Afandi, hal itu sulit ditertibkan. Pasalnya, pemungut uang parkir maupun penitipan sepeda motor adalah mantan-mantan blandong alias perambah hutan.

"Ya, sulit, apalagi mereka asalnya blandong. Jadi, satu-satunya jalan, ya bekas kolam air panas yang kena musibah tanah longsor direvitalisasi untuk lahan dan tempat" parkir dan sarana bermain anak-anak," katanya.

Kebersihan, keamanan dan ketertiban sebagai bagian dari sapta pesona pariwisata, sepatutnya menjadi pijakan jika menghendaki dunia kepariwisataan, termasuk wana wisata dengan obyek wisata air panas

"Pemandian Banyu Panas" Pacet, menjadi tujuan wisata yang bersih, aman, nyaman, tertib dan berkesan.

"Khusus untuk pedagang kaki lima dan pemilik warung-warung, kami sudah lakukan sosialisasi sapta pesona, termasuk dan bagaimana bersikap ramah tamah dan membuat pengunjung punya kenangan dan mau kembali lagi ...," kata Afandi.

Kepala Bidang Kepariwis ataan Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Mojokerto Subandi mengatakan, untuk pengembangan sarana dan fasilitas penunjang, termasuk arena mainan anak-anak di lokasi wisata air panas, sulit dilakukan. Alasannya, karena menyangkut p ihak Perhutani selaku pemilik lahan wana wisata yang kerapkali berbeda kebijakan dalam pengelolaan dan pemanfaatan hutan.

"Konsep pembangunan wisata air panas ini memang kurang ideal, karena hanya membidik kalangan menengah-bawah, sehingga waktu itu tidak terpikirkan bagaimana membidik kalangan menengah-atas yang butuh privacy dan kenyamanan, misalnya, fasilitas khusus mandi Sauna maupun Spa," katanya.

Pengunjung dan penikmat kolam air panas "Pemandian Banyu Panas" Pacet, tentunya masih ingat peristiwa tanah longsor yang menewaskan 26 orang pengunjung saat berwisata dan menikmati hangatnya air panas, Desember 2002 lalu.

Akibat bencana tanah longsor yang merenggut jiwa, pemerintah akhirnya menutup tempat dan lokasi kolam wisata air panas tersebut, sebelum membangun kembali kolam wisata air panas "Pemandian Banyu Panas" di lokasi yang baru - sekitar 100 meter dari lokasi kolam wisata air panas lama yang porak-poranda oleh tanah longsor dalam kurun waktu 2003-2005.

"Lokasi wisata air panas berada di atas aliran sungai dan relatif lebih aman, walaupun ancaman bencana tanah longsor tetap ada, karena sulit diprediksi," kata Afandi Abdul Hadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com