Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Togean, Sepotong "Surga" di Teluk Tomini

Kompas.com - 16/08/2011, 02:56 WIB

Reny Sri Ayu

Obyek wisata perairan yang menawan di jazirah utara Sulawesi tak hanya Bunaken. Coba buka peta Pulau Sulawesi. Telusuri lekukan pulau itu. Di lekukan yang menyerupai huruf ”C” niscaya ditemukan Pulau Togean. Terletak dalam ”pelukan” Teluk Tomini, tempat ini menyuguhkan eksotisme alam bawah laut, lengkap dengan biota langka endemik. Pantas saja sejumlah wisatawan asal Belanda betah berlama-lama di tempat ini.

Kepulauan Togean terletak dalam zona transisi garis Wallace dan Weber. Ada tujuh pulau besar di kepulauan ini, yakni Pulau Batudaka, Talatakoh, Waleakodi, Waleabahi, Una-Una, Lawangke, dan Togean sendiri. Adapun pulau-pulau kecil di antaranya adalah Kadidiri, Tanjung Keramat, Dolong, Wakai, Kabalutan, Katupat, dan Papan.    Secara keseluruhan, ada lebih dari 60 pulau besar dan kecil di Togean. Secara administratif, pulau-pulau ini masuk dalam wilayah Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.

Kepulauan Togean yang terbentuk oleh aktivitas vulkanis dikelilingi oleh bukit-bukit karang. Pulau-pulau yang ada umumnya memiliki keanekaragaman hayati, baik di darat maupun di laut, yang banyak di antaranya masuk kategori langka dan endemik. Pulau-pulau di Kepulauan Togean yang ditutup pepohonan yang rimbun menjadi tempat berkembang biak sejumlah satwa endemik, seperti babirusa, kura-kura hijau, burung kacamata, burung hantu, bangau hitam, ayam hutan, dan nuri. Satwa ini dilindungi karena langka.

Kepulauan Togean juga memiliki keanekaragaman biota laut dan terumbu karang yang bukan hanya indah, tetapi juga langka dan endemik. Hasil Marine Rapid Assessment Program, (RAP), misalnya, mencatatkan 262 spesies karang yang tergolong ke dalam 19 familia pada 25 titik terumbu karang yang tersebar di Kepulauan Togean.

Marine RAP juga mencatat adanya jenis karang endemik Togean, yaitu Accropora togeanensis, di 11 titik pengamatan terumbu karang. Ada pula enam jenis karang baru yang ditemukan di kepulauan ini, masing-masing satu jenis dari genus Acropora, Porites, Leptoseris, Echinophyllia, dan dua jenis dari genus Galaxea.

Sementara itu jenis ikan terumbu karang tercatat mencapai 596 spesies yang termasuk dalam 62 familia. Jenis Paracheilinus togeanensis dan Ecsenius sp diduga kuat merupakan endemik yang hanya bisa ditemukan di Kepulauan Togean. Selain itu juga tercatat 555 spesies moluska dari 103 famili, 336 jenis Gastropoda, 211 jenis Bivalvia, 2 jenis Cephalopoda, 2 jenis Scaphopoda, dan 4 jenis Chiton. Kehadiran satwa-satwa unik itu menjadikan Kepulauan Togean ditetapkan sebagai taman nasional pada 2004.

Keindahan dan kekayaan Kepulauan Togean sejak lama membuat pelancong mancanegara jatuh hati. Aktivitas snorkeling dan diving, berjemur di pasir putih, serta berperahu keliling pulau dan memancing menjadi aktivitas paling menantang. Sebutlah Tody (40), pelancong asal Belanda yang membawa serta keluarganya ke Pulau Kadidiri pada 26 Juli lalu. Begitu tiba di pulau berpasir putih ini, dia sudah siap di perahu yang akan membawanya ke titik penyelaman di sekitar Kadidiri.

”Saat membaca soal Togean di internet, saya jadi penasaran. Begitu inginnya datang, rencana cuti sudah saya atur sejak 2010. Makanya, selama di sini, saya maksimalkan waktu untuk menikmati Togean,” katanya.

Siapa pun yang pernah menikmati Bunaken di Sulawesi Utara pasti akan menyebut Togean tak kalah indahnya. Hanya saja, Togean kalah bersaing karena kurang promosi. Satu hal yang juga membuat kepulauan ini kalah bersaing adalah masih terbatasnya infrastruktur serta fasilitas, seperti listrik dan air bersih, di beberapa pulau.

Soal infrastruktur, Tody membenarkan. ”Tak mudah untuk sampai di sini. Butuh waktu dan tenaga. Seharusnya kami bisa berlama-lama, tetapi sebagian waktu sudah habis di jalan,” katanya.

Dari Jakarta, untuk sampai ke Palu, ibu kota Sulawesi Tengah, Tody harus naik pesawat selama tiga jam, yakni dua jam Jakarta-Makassar dan satu jam Makassar-Palu. Ini belum naik kendaraan umum dari Palu ke Ampana, ibu kota Tojo Una-Una, sekitar 10 jam. Lalu melanjutkan lagi naik kapal motor selama empat jam dari Ampana ke Pulau Wakai dan selanjutnya naik kapal cepat sekitar satu jam dari Wakai ke Kadidiri.

Togean juga bisa ditempuh via Gorontalo dengan waktu yang lebih singkat. Kendati waktu tempuh Jakarta-Gorontalo hampir sama dengan Jakarta-Palu, tetapi di Gorontalo pelancong tak perlu lagi melalui jalan darat hingga 10 jam. Mereka cukup menyeberang langsung dari Gorontalo dengan kapal cepat dan hanya butuh waktu sekitar tiga jam untuk tiba di Pulau Kadidiri atau pulau lain yang menjadi tujuan.

Yani A Tahir, pengelola wisata dan pemilik penginapan di Pulau Wakai dan Kadidiri, mengaku, selain infrastruktur jalan darat dan laut serta udara, listrik dan ketersediaan air bersih juga jadi masalah. Di Pulau Kadidiri, yang termasuk salah satu pulau yang paling diminati, air bersih jadi masalah. Umumnya kebutuhan air bersih di pulau ini dipasok dari Wakai atau pulau lain yang terdekat.

Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tengah Suaib Djafar mengakui hal itu sebagai kendala dalam mengembangkan Togean. Menurutnya, persoalan ini tak perlu terjadi jika Bandara Tojo Una-Una sudah rampung. ”Kami mengupayakan selambatnya pada 2013 bandara di Tojo Una-Una sudah bisa didarati setidaknya pesawat berdaya angkut 20 orang,” katanya.

Dengan segala keterbatasan ini saja pelancong mancanegara yang masuk ke Sulteng, terutama Togean, mencapai 6.000-an pada 2010. Tentu saja jumlah ini akan lebih besar jika infrastruktur dan fasilitas penunjang makin lengkap. Bagi pelancong yang akan berkunjung, agaknya rasa penasaran menikmati keindahan Togean jauh lebih besar ketimbang memikirkan soal jarak dan sulitnya perjalanan.

Saatnya pemerintah lebih serius untuk membenahi Togean hingga sepotong ”surga” di tengah Teluk Tomini ini bisa dinikmati lebih banyak lagi pelancong. Bukankah itu juga berdampak baik bagi ekonomi warga sekitar?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com