Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rendang Telah "Merantau" Hingga ke Belanda

Kompas.com - 30/09/2011, 08:54 WIB

KOMPAS.com - Bayangkan sekerat daging yang sangat empuk, dengan lumuran bumbu dari aneka rempah dan cabai. Rasa gurih dan pedasnya melumer di lidah, mengantar ke awang-awang. Kelezatan ini telah mengantar rendang menjadi ikon baru, sebagai makanan terlezat di dunia!

Itu adalah hasil survei ”The World’s 50 Most Delicious Food” yang dilakukan CNNGo.com yang dijaring melalui akun Facebook. Rendang, juga nasi goreng yang menempati peringkat kedua, melampaui kelezatan sushi Jepang, tom yum goong Thailand, lasagna Italia, ataupun kebab Turki.

Awalnya, bulan Juli lalu CNNGo.com menempatkan massaman curry dari Thailand sebagai masakan terenak di dunia (rendang ”hanya” menempati peringkat ke-11). Namun, daftar makanan terlezat itu memancing perdebatan hangat karena tidak mencantumkan kriterianya. Awal September, daftar itu direvisi.

”Setelah menjaring 35.000 suara, jelaslah survei terdahulu itu (Juli 2011) salah. Masakan terlezat di dunia bukanlah massaman curry dari Thailand, seperti yang kami sebutkan waktu itu, tetapi masakan daging yang spicy dan gingery dari Sumatera Barat,” demikian kata pengantar di laman CNNGo.com.

Masakan khas Minang ini selalu menjadi menu favorit restoran padang yang tersebar di Nusantara. Dia sudah menjadi semacam penyatu selera masyarakat yang berasal dari beragam etnik di Indonesia. Sampai-sampai terasa ada yang timpang jika menu Lebaran di rumah tak menyertakan rendang. Masakan ini sudah menjadi trade mark hari raya.

Mungkin kita bisa menengok dapur Ny Reno Andam Sari (39), pemilik merek Rendang Uni Farah, di kawasan Cileduk, Tangerang, untuk membuktikan betapa rendang begitu digandrungi lidah orang Indonesia. Selasa (20/9/2011) sore itu, puluhan kilogram daging hampir tuntas dikemas untuk dikirimkan ke berbagai pelosok di Indonesia, bahkan hingga ke Iran, Irak, Jepang, dan Malaysia. Tak ada yang tersisa. Semua bungkus telah ada yang memesan.

Bayangkan bagaimana sibuknya suasana di garasi rumah ibu dengan dua anak ini ketika menjelang Lebaran lalu. Pintu pesanan sudah tutup meski Ramadhan baru dimulai. Maklum, permintaan telah mencapai lebih dari 500 kilogram.

Resep rendang Uni Farah diwarisi secara turun-temurun. Sang ibu, Ny Intan Cahaya (76), yang oleh Reno disebut sebagai master shifu rendang, menganggap keahliannya meracik rendang tidak istimewa. ”Sesuai dengan tradisi di Payakumbuh, anak gadis yang sudah berusia 10 tahun harus masuk dapur dan bisa memasak. Jadi, sejak kecil saya sudah biasa membuat aneka masakan, termasuk rendang, untuk keluarga besar,” kata Intan, yang kemudian mewariskan keahliannya kepada putrinya, Reno.

Rendang Uni Farah masih menggunakan proses tradisional, yaitu dimasak dengan kayu bakar. Mungkin proses inilah yang membedakan tingkat kelezatan. Dengan kayu bakar, panas api bisa dipindah-pindahkan sesuai dengan keinginan. Sementara dengan kompor gas, api hanya menjangkau lingkaran kompor.

Keratan-keratan daging itu dicemplungkan ke dalam bumbu rendang yang berwarna merah keemasan, yang merupakan campuran dari lengkuas, kunyit, jahe, daun jeruk, bawang merah, dan tentunya santan. Beberapa menit sekali adonan itu terus diaduk sampai kuah adonan mengering. Sebuah proses yang melelahkan. ”Kami mulai memasak pukul 08.00 dan pukul 17.00 baru jadi rendang kering,” kata Reno. Bayangkan, hampir sembilan jam!

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com