Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Bermula di Sianjur Mulamula

Kompas.com - 13/10/2011, 12:08 WIB
Indira Permanasari S

Penulis

Aliman Tua Limbong, warga Desa Aek Sipitu Dai, Kecamatan Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir, masih menghayati mitos penciptaan itu dan memandang sakral Gunung Pusuk Buhit. Gendang dan sejumlah alat musik upacara yang mengisi ruangan di rumah panggungnya menjadi jejak keyakinan Aliman Tua.

Alat-alat musik itu biasa dimainkannya saat ritual, termasuk gondang mandudu yang khusus dimainkan sebagai persembahan bagi Debata Mulajadi na Bolon. Dalam ritual mandudu, warga Batak yang menghayati tradisi itu mempersembahkan kerbau.

”Kami langsung memberi persembahan kepada Yang Maha Kuasa berupa kerbau bertanda khusus seperti berpusaran lengkap, (empat pusaran). Orang Batak sebut Sang Maha Kuasa itu Mulajadi na Bolon, Dia yang Maha Awal dan tiada akhirnya, Maha Besar,” kata Aliman Tua menggambarkan upacara itu.

Saat mandudu berlangsung ujung rokok tak boleh menyala, telepon seluler tidak berbunyi, kendaraan berhenti lalu lalang, dan bisik-bisik berbicara pun dilarang. Hanya suara gendang mengambang di udara tanpa henti, menjadi perantara dalam menyalurkan isi hati.

Mitos penciptaan itu pula yang mengilhami kalangan parmalim. Pada suatu siang di bulan Juli 2011 lalu, sekitar 1.500 perempuan berulos dan pria bertutup kepala putih duduk melingkar memenuhi halaman Bale Pasogit Partonggoan di Desa Huta Tinggi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir. Mereka tengah merayakan Sipaha Lima dengan mempersembahkan sesaji besar sebagai ungkapan syukur atas rezeki dari Debata Mulajadi na Bolon kepada pengikutnya sepanjang tahun.

Tidak hanya bagi masyarakat tradisional Batak, bagi para vulkanolog, Pusuk Buhit juga gunung api aktif istimewa. Kubah vulkanik yang berada dalam sistem Kaldera Toba itu terbentuk pascaletusan terakhir Gunung Toba, sekitar 74.000 tahun lalu (Youngest Toba Tuff/YTT). Mohammad Hilmi Faiq/Amir Sodikin/Ahmad Arif

Baca selanjutnya: Ruang berimpit ...

   Lihat Ekspedisi Cincin Api Kompas - Toba di peta yang lebih besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com