Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demam Korea Sudah Menginfeksi Indonesia

Kompas.com - 16/10/2011, 03:04 WIB

"Kami akan lebih intensif dan serius menggarap pasar tersebut, salah satunya dengan menunjuk kembali VITO Korsel (Visit Indonesia Tourism Officer)," katanya.

Pihaknya juga telah dan sedang menggelar berbagai kegiatan  promosi pariwisata di negara itu. Beberapa acara tersebut di antaranya sales mission di Seoul-Busan-Jeju pada Mei-Juni 2011, berpartisipasi dalam bursa pariwisata Kofta di Seoul pada Juni 2011, Festival Indonesia sebagai promosi on Niche Market di Asea meliputi Korea-China-Jepang pada Agustus 2011, hingga bursa pariwisata Busan International Travel Fair (BITF) di Busan pada September 2011.

Esthy menambahkan, acara tersebut belum termasuk sejumlah kegiatan yang menggandeng sektor industri.

Namun Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) justru menyatakan sebaliknya di mana sampai saat ini mereka masih merasakan banyak kendala dan kesulitan dalam menggarap pasar wisata Korea Selatan.

"Korsel boleh jadi memang potensial tapi kami belum mampu optimal menggarap pasar itu karena mereka cenderung memiliki budaya kerja yang sangat tinggi," kata Ketua Bidang Humas Asita Chapter DKI Jakarta, Jongky Adiyasa.

Jongky  mengatakan dibandingkan dengan Jepang, masyarakat Korsel cenderung belum terlampau tertarik untuk melakukan perjalanan termasuk melancong ke Indonesia.

Menurut dia, belum banyak masyarakat Korsel yang tertarik atau bahkan tahu tentang Indonesia karena sebagian besar dari mereka cenderung memilih liburan ke Amerika Serikat dan Eropa.

"Ini menunjukkan potensi Korsel belum bisa mengalahkan potensi Jepang yang warganya sudah memiliki budaya bahwa liburan adalah hal penting kedua setelah makan," katanya.

Sedangkan Korsel sampai saat ini belum memiliki kecenderungan untuk itu meskipun sudah mulai ada turis Korsel berwisata ke Indonesia khususnya ke Bali.

Jongky meminta pemerintah untuk mendukung sektor swasta melakukan promosi yang lebih gencar di pasar Korsel.

"Business to business harus diperkuat dan promosi harus digencarkan kalau tidak ingin kalah dengan negara-negara kompetitor kita yang lain," katanya.

Itu semua agar terjadi tukar-menukar yang lebih seimbang antara drama sealiran Winter Sonata dengan kecantikan destinasi nusantara.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com