Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK, Komodo dan "New Economy"

Kompas.com - 23/10/2011, 06:38 WIB

KOMPAS.com - Apa hubungan antara teknologi, demokrasi, dan ekonomi? Bagi Jusuf Kalla, duta pemenangan komodo, ketiga hal itu sangat erat hubungannya. Itu sebabnya belakangan ini beredar luas pesan singkat (SMS) yang mengajak kita mengetik kata KOMODO kemudian mengirimkannya ke nomor 9818.

Teknologi memang mengubah secara radikal kehidupan dan gaya hidup kita sehari-hari. Bahkan dalam hal ”berdemokrasi” pun, teknologi telah berperan besar. Seorang peserta idol- idolan bisa juara karena mendapat paling banyak dukungan SMS, walaupun peserta yang tidak menang mungkin tak kalah bagus suaranya. Berarti demokrasi itu konsensus.

Sama halnya dengan pemilihan new seven wonders, tujuh keajaiban alam baru. Karena semua orang setuju bahwa yang terpilih masuk ”New 7 Wonders” adalah yang paling banyak dukungan suaranya melalui SMS dan memilih melalui www.new7wonders.com, jadilah barang itu sebagai satu di antara tujuh keajaiban alam yang baru.

”Orang tanya saya mengapa mendukung komodo? Saya bilang inilah cara termurah untuk mengangkat perekonomian kita, khususnya Nusa Tengara Timur. Komodo tetaplah komodo, sampai 100 tahun juga tetap binatang. Tetapi berlomba-lomba mendukung dan memberi suara kepada komodo, berarti kita memperkenalkan salah satu aset nasional kepariwisataan kepada dunia,” katanya.

Dengan memenangi kompetisi ini, berarti Taman Nasional Pulau Komodo akan terkenal. ”Turis pasti berdatangan mengunjungi komodo. Pariwisata NTT berkembang, uang datang. Inilah ekonomi komodo,” kata JK.

Di mana-mana JK bicara komodo dan mengajak masyarakat mendukung komodo. Bahkan ketika di sela-sela acara penganugerahan gelar doktor honoris causa dari Universitas Brawijaya, Malang, kepadanya, ia pun mengajak hadirin mengetik komodo di ponselnya lalu mengirimkannya ke 9818.

”Saya bicara dalam pertemuan dekan fakultas ekonomi, saya bilang ini new economy, ekonomi komodo, bisa diterapkan pada hal-hal lain. Mengajak masyarakat berpartisipasi memasarkan kebudayaan dan keindahan alam dengan biaya murah,” katanya.

Ketika diundang menghadiri acara perusahaan produsen kutang atau beha oleh Apindo, JK pun bicara komodo dan kaitannya dengan beha. ”Kalau kesejahteraan masyarakat NTT meningkat, pasti penjualan beha kalian di sana meningkat toh...! Nah, supaya penjualan kalian di sana meningkat, mari kita berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTT dengan mendukung komodo,” katanya.

Seperti biasa, JK mengeluarkan teleponnya, mengajak hadirin mengetik komodo lalu kirim ke 9818. Kirim sebanyak-banyaknya. Biayanya murah, hanya satu rupiah per SMS.

Terbukti, setelah JK turun tangan, dukungan SMS melonjak. Hal itu diakui Emmy Hafild, Ketua Pendukung Pemenangan Komodo. (Andi Suruji)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

    6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

    Jalan Jalan
    7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

    7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

    Jalan Jalan
    Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

    Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

    Travel Update
    Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

    Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

    Travel Update
    Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

    Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

    Travel Tips
    Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

    Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

    Travel Update
    Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

    Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

    Travel Update
    Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

    Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

    Jalan Jalan
    Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

    Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

    Travel Update
    KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

    KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

    Travel Update
    Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

    Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

    Travel Update
    Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

    Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

    Travel Update
    Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

    Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

    Travel Update
    Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

    Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

    Jalan Jalan
    Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

    Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com