JAKARTA, KOMPAS.com - Jay Subyakto bersama 10 fotografer ternama lainnya berusaha mengungkapkan sisi lain dari Indonesia melalui karya foto yang ditampilkan dalam buku "Indonesia A Surprise". Sisi lain itu, menurut Jay, bahwa selain hal-hal yang indah-indah, janganlah menutup-nutupi hal yang buruk seperti eksploitasi lingkungan yang berlebihan, pembabatan hutan secara liar, pengerusakan lingkungan, bencana alam, dan sebagainya.
“Di sini ada beberapa foto-foto ratusan hektar pohon di hutan yang tumbang, kepala badak Jawa yang putus, gajah-gajah yang kakinya dirantai, bila tidak mengerti makna akan foto tersebut mungkin akan terlihat indah secara fotografi, namun ada sesuatu yang ingin diungkapkan bila Anda membaca detail puisi dan essai yang diungkapkan oleh Goenawan Mohammad bahwa ada fakta ironis akan Indonesia di dalamnya,” kata Jay saat peluncuran buku "Indonesia A Surprise" di North Art Space, Pasar Seni Ancol, Jakarta, pada Sabtu (22/10/2011).
Ia mengungkapkan tempat yang paling indah di seluruh dunia baginya adalah Raja Ampat. Ia juga menuturkan Raja Ampat sebagai daerah yang paling susah dijangkau untuk mendapatkan foto terbaik. Apalagi menurutnya, hampir seluruh wisata di Papua dikuasai pihak asing, sebagai contoh untuk ke Puncak Jayawijaya harus meminta izin dari Freeport.
Selain itu, lanjutnya, biaya menuju Papua yang cukup mahal. Walau begitu, ia mengungkapkan bahwa Papua memiliki biota laut terlengkap di dunia, burung cendrawasih hingga 100 jenis. Sayangnya, lanjut Jay, eksploitasi alamnya banyak sekali, apalagi akan ada penambangan nikel yang akan mengganggu biota laut.
Sementara itu, salah satu fotografer Jez O’Hara, mengungkapkan bahwa alam di Papua masih sembilan puluh persen tak tersentuh manusia dan kelihatan masih sedikit alam yang rusak.
"Freeport sendiri terdapat pada wilayah yang kecil di Papua bila dibandingkan perusahaan kelapa sawit yang membabat hutan di Papua. Lagipula, sekarang ada cara murah jika mau ke Papua seperti menaiki kapal feri dari Flores menuju Papua.“ ujar pria keturunan Irlandia yang telah menjadi WNI.
Ia menggeluti dunia fotografi sejak tahun 1980-an. Dalam buku "Indonesia A Surprise", sebagian besar foto karyanya dibuat pada kisaran tahun 1995 hingga 2010. Ia mengambil foto dari udara dengan pesawat pribadinya seperti helikopter atau jenis pesawat microlight lainnya.
Jay kemudian memberikan contoh foto Gunung Bromo yang bukan saja memotret Gunung Bromo yang terlihat indah, namun justru detailnya pada saat Gunung Bromo bererupsi.
“Kita punya tempat-tempat wisata indah, namun turis-turis domestik paling enggan untuk pergi ke tempat-tempat terpencil seperti Raja Ampat itu. Orang-orang kita tidak merasa malu bila tidak mengetahui tempat-tempat wisata di Indonesia dan lebih merasa bangga bila mengetahui tempat-tempat wisata negara tetangga apalagi bila sudah mengunjunginya. Orang-orang kita berlomba-lomba untuk vote Pulau Komodo, padahal belum tentu sudah mengunjunginya atau mau mengunjunginya," tambahnya.
Oleh karena itu, Jay Subyakto menambahkan tentang bagaimana cara memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat,
“Promosi untuk memperkenalkan kekayaan Indonesia adalah dengan membuat roadshow ke sekolah-sekolah di Indonesia dengan video sewaktu berkeliling Indonesia, hal tersebut paling efektif, setelah itu barulah roadshow ke luar negeri untuk memperkenalkan Indonesia dan mempresentasikannya secara visual," ujarnya secara antusias menceritakan pengalamannya melakukan roadshow tentang wisata di Indonesia.
Mengenai buku "Indonesia A Surprise, Jay mengatakan bahwa selama ini buku-buku yang ada masih berupa kumpulan foto-foto cenderung bergaya kartupos atau memperlihatkan hal yang indah-indah saja.
"Hingga kami mendapatkan konsep memberikan kenyataan lain yang terjadi pada Indonesia seperti eksploitasi lingkungan, pengerusakan alam, bencana alam hingga kondisi masyarakat di Indonesia," tambahnya.
Pameran foto "Indonesia A Surprise" di North Art Space, Pasar Seni Ancol, Jakarta, berlangsung dari tanggal 21-30 Oktober 2011. Buku setebal 119 halaman ini berisi foto-foto 10 fotografer ternama yaitu Jay Subyakto, Kemal Jufri, Jez O'Hare, Julian Sihombing, Yori Antar, Hermanus Prihatna, John Suryaatmadja, Riza Marlon, Ardiles Rante, dan Oscar Motuloh. Foto-foto itu menunjukkan Indonesia yang seutuhnya beserta tulisan puisi dan esai dari Goenawan Mohammad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.