Jakarta, kompas
Dalam penjelasan tertulis yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia, Jumat (13/1), Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Kurnadi Gularso menyatakan, nilai proyek itu sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10 persen. Proyek itu berlokasi di Halmahera Timur, Maluku, dengan cakupan pengerjaan dermaga barang padat, dermaga kapal LCT, dan dermaga produk cair, dengan waktu pelaksanaan selama 300 hari kalender.
Kabar itu langsung mendongkrak harga saham Adhi Karya. Pada akhir penutupan kemarin, saham Adhi Karya naik 30 poin ke level 630 atau naik 5 persen. Volume saham Adhi Karya mencapai 11,242 juta saham.
Kurnadi menyatakan, proyek dari Aneka Tambang itu merupakan bagian dari realisasi kinerja perseroan pada tahun 2011. Tahun 2011, target proyek baru Adhi Karya senilai Rp 12,5 triliun.
Sebelumnya, pada September 2011, Adhi Karya bekerja sama dengan Goldstar Co Ltd, dengan PT Adhi Karya sebagai ketua konsorsium, memenangi proyek kilang yang disebut residual fluid catalytic cracking (RFCC) di Cilacap, Jawa Tengah, milik PT Pertamina.
RFCC Project merupakan proyek kilang Pertamina Cilacap dengan kapasitas 62.000 barrels per stream day (BPSD), yang menggunakan Technology Licensor UOP dan AXENS. Proyek ini dijadwalkan selesai dan beroperasi dalam 39 bulan. Proyek senilai 931,48 juta dollar AS atau sekitar Rp 8 triliun itu ditargetkan selesai dalam dua tahun.
”Tahun ini target perolehan kontrak baru Rp 13,5 triliun. Kalau dengan kontrak bawaan tahun lalu senilai Rp 10,5 triliun, jadi totalnya Rp 24 triliun,” kata Kunardi.
Kunardi juga menyatakan, Adhi Karya menargetkan penjualan tahun ini mencapai Rp 9,4 triliun atau naik 34,5 persen dari Rp 7 triliun, sesuai dengan perkiraan hingga akhir 2011.
Sementara itu, laba bersih tahun 2012 ditargetkan mencapai Rp 204,64 miliar.