Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinden Gambang Keromong Klasik Terakhir

Kompas.com - 06/02/2012, 03:05 WIB

”Setelah penuh, barulah uang sawer dan penghasilan dibagi untuk para anggota kelompok gambang keromong,” ujar Ong Kian yang sejak zaman orangtuanya pun sudah kerap manggung bersama Masnah, sang primadona.

Kehidupan Masnah menjadi sedikit susah saat Perang Dunia II dan militer Jepang menyerbu Pulau Jawa pada 1 Maret 1942. Dia bersama beberapa sanak keluarga mengungsi ke Batavia menumpang perahu dari Banten, dan tiba di Pelabuhan Pasar Ikan.

”Saya bersama beberapa teman dan kerabat bergabung dengan grup gambang keromong di Gang Songsi, Jembatan Lima, Jakarta. Saya sempat lama bergabung dengan gambang keromong Cabe Rawit-Irama Persatuan di daerah Pecah Kulit (kini Jalan Pangeran Jayakarta),” ujar nenek yang suaranya lantang jika diminta membawakan lagu-lagu klasik gambang keromong ini.

Penyanyi kesohor itu melanjutkan, pada masa silam, seorang gadis yang tak bisa menyanyi tak bisa menjadi anak cokek (penari). Kini, asal bisa menari dan cantik, seseorang bisa menjadi cokek.

Meski buta huruf dan tak pernah bersekolah, Masnah mengaku mengenal hitung-hitungan, termasuk soal honornya menyanyi. Dia tidak mematok berapa harga yang harus dikeluarkan untuk mengundangnya hadir dalam satu hajatan.

Saat diwawancara Warisan Indonesia disebutkan, untuk menyanyi tiga lagu, dia dibayar Rp 500.000. Bila berikut uang sawer, dia bisa membawa pulang Rp 1 juta.

Walau sakit-sakitan, bulan lalu ia masih diajak menyanyi dua kali di kelenteng dekat rumahnya, di bilangan Sewan (Rawa Kucing), Tangerang. Ia kini tinggal di rumah anak angkatnya, Endang Winata alias Ojit, yang berdinding bata semen tanpa diplester.

Setahun yang lalu, Masnah menjual rumah warisan dari suami terakhirnya dan kini ditempati Goyong (60), anak kandung sang suami dari istri pertama. Goyong mewarisi bakat dari ayah kandungnya yang fasih memainkan alat-alat musik, membuat peralatan gambang, dan dua jenis rebab khusus untuk gambang keromong.

Kesetiaan Masnah pada jalur gambang keromong mendapatkan pengakuan dari berbagai lembaga. Smithsonian Institute dari Amerika Serikat secara khusus merekam gambang keromong dengan Masnah menyanyikan lagu klasik. Ketika itu Masnah masih menyanyi diiringi suaminya yang terakhir, Oen Oen Hok.

Foto Masnah muda bersama almarhum suaminya itu terpajang di samping foto besar suaminya, di atas meja sembahyang. Ada juga sampul CD Music from the Outskirt of Jakarta-Gambang Kromong yang diproduksi Smithsonian Folkways tahun 1991.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

Travel Tips
3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com