Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi The Vikings, Berendam di Laut nan Beku...

Kompas.com - 06/03/2012, 07:52 WIB

KOMPAS.com - Kata 'Viking' adalah sebutan untuk orang-orang di negara-negara Skandinavia yang identik dengan bajak laut. Menurut sejarah, sebagian dari mereka menetap di tempat dimana mereka berlabuh, menjadi pedagang dan petani.

Skandinavia adalah sebuah daerah di utara Eropa yang terdiri dari Norwegia, Swedia dan Denmark. Dari segi budaya dan sejarah pada masa modern, Finlandia, Islandia dan Kepulauan Faroe juga dikenal sebagai bagian dari negara-negara Skandinavia.

Danes (sebutan untuk orang Denmark) mempunyai kesadaran berolah raga yang tinggi. Tiada hari tanpa olah raga. Sehari-hari mereka sudah bersepeda ke kantor, sekolah, kafe, clubbing, dan lain-lain. Namun ini tidak cukup. Bagi mereka, sepeda adalah alat transportasi, bukan olah raga. Jadi mereka tambah dengan exercise lain seperti nge-gym, renang, lari keliling blok atau sekitar pantai, yoga dan lain-lain.

Malam di musim dingin lebih panjang waktunya ketimbang di musim panas. Bisa-bisa, matahari bersinar mulai pukul 9 dan terbenam sekitar pukul 3 sore. Tapi kondisi ini tidak membuat mereka malas berolah raga. Salah satu contoh olah raga yang dilakukan Danes di musim dingin adalah ‘Det kolde gys’ atau ’The cold shiver’.

Pada tahun 1929, sekelompok perenang (bather) mendirikan kelompok renang musim dingin. Mereka menyebut diri mereka ’The Vikings’. Klub ini hingga kini mempunyai anggota sekitar 2.000 orang dan 500 orang aktif melakukan ’Det kolde gys’.

Ketika musim dingin tiba, suhu bisa mencapai -20 derajat celcius. Berbeda dengan air tawar yang berubah menjadi es ketika suhu mencapai 0 derajat celcius, suhu laut harus berada di bawah -1,8 derajat celcius untuk bisa membeku.

Kandungan garam di laut lah yang memperlambat proses pembekuan. Air laut yang mengandung garam 'tenggelam' meninggalkan permukaan laut yang membeku.

Para viking ini menggali lubang semacam sumur di permukaan laut yang membeku dan menyediakan tangga untuk turun ke dalam. Jadi yang mereka lakukan adalah, turun melalui tangga tersebut lalu berendam sekitar 2-10 detik tanpa sehelai pakaian atau hanya selembar baju renang.

Bukan hanya pria, wanita anggota klub juga melakukan hal yang sama di area khusus wanita.

Pertama kali berendam sangat terasa dinginnya menusuk badan. Terdengar teriakan para pemula di permukaan setelah beberapa detik berendam di dalam air. Para pemula di kelompok ini disebut 'The Weaklings' atau Si Lemah.

Setelah berendam, mereka berlari ke sauna dan berada di dalamnya sekitar 5-10 menit. Jarak dari sumur ke tempat sauna sekitar 15 meter. Ritual ini mereka lakukan 4-5 kali. Beberapa orang melakukan pemanasan dengan cara bersepeda ke klub dan berlari di sekitar pantai. Atau berlari dari rumah bagi yang berdomisili dekat pantai.

Setelah melalui dua kali musim dingin, The Weaklings mempunyai kesempatan untuk dibaptis (bukan dalam arti sesungguhnya seperti yang dilakukan di gereja).

Pada saat ini mereka berhak menyandang predikat 'The Viking'. Seperti malam inagurasi di kampus, pergelaran ini dirayakan dengan suka cita.

Ada orang bilang bahwa alkohol bisa menghangatkan badan. Sangat manjur diminum pada musim dingin. Namun, apa kata para Viking? "Kepala rasanya ringan setelah berendam, dingin dan benar-benar menyegarkan, lebih rileks dan pastinya lebih sehat daripada minum alkohol," begitu pengakuan mereka.

Ternyata para Viking masa kini masih tetap berdarah dingin dan bersahabat dengan laut namun bukan lagi perompak dan bajak laut. (Almeria Allen)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Travel Update
5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com