Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SPP Tak Naik Beratkan PTN

Kompas.com - 16/03/2012, 03:35 WIB

Jakarta, Kompas - Larangan menaikkan uang sumbangan penyelenggaraan pendidikan atau SPP di perguruan tinggi negeri menimbulkan kekhawatiran bakal mengganggu operasional kampus. Hal ini terutama dikhawatirkan PTN yang mengandalkan kegiatan operasionalnya dari dana pemerintah.

Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rochmat Wahab menjelaskan, larangan menaikkan uang SPP dan ketentuan untuk menetapkan uang kuliah tunggal sampai saat ini masih dibahas. Larangan menaikkan uang SPP ini sensitif bagi perguruan tinggi negeri, apalagi bagi UNY, mengingat mayoritas biaya operasional UNY diperoleh dari SPP mahasiswa.

”Kami menghargai upaya pemerintah membantu operasional PTN. Kalau ada kekurangan biaya dan pemerintah bersedia menutupi, kami sangat senang,” kata Rochmat, Kamis (15/3), di Jakarta.

Rencananya, tahun ini uang SPP UNY naik Rp 300.000 bagi mahasiswa baru, menjadi Rp 1.005.000 per semester. Adapun bagi mahasiswa lama, SPP tetap Rp 705.000 per semester. Alasan menaikkan uang SPP karena UNY sudah delapan tahun tidak menaikkan uang SPP. Namun, rencana itu terpaksa batal dengan adanya larangan dari pemerintah dan ketentuan uang kuliah tunggal.

Mau tidak mau, UNY harus mengikuti kebijakan pemerintah meski kemungkinan akan ada kekurangan biaya operasional. ”Kami masih akan membahas cara mengatasi kekurangan itu,” kata Rochmat.

Tak berpengaruh

Berbeda dengan UNY, bagi Institut Teknologi Bandung (ITB) larangan menaikkan uang SPP tidak akan mengganggu operasional kampus. Ini disebabkan, menurut Rektor ITB Akhmaloka, ”kontribusi” SPP untuk biaya operasional ITB tidak terlalu besar.

Pendapatan negara bukan pajak dari orangtua atau uang SPP mahasiswa diperkirakan hanya 25 persen dari total kebutuhan anggaran untuk operasional ITB. ”Tidak terlalu besar untuk kami,” kata Akhmaloka.

Berdasarkan perhitungan uang kuliah tunggal yang telah diserahkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud, tarif pendidikan di ITB setiap tahun secara umum berkisar Rp 20 juta per mahasiswa. Padahal, selama ini unit cost per mahasiswa bisa mencapai Rp 35 juta- Rp 40 juta per tahun.

”Kekurangannya disubsidi pemerintah. Pengeluaran gaji dosen dan listrik dibayar pemerintah. Banyak juga mahasiswa yang tidak bayar sama sekali karena ada beasiswa dari ITB,” kata Akhmaloka.

Jika pemerintah telah memberlakukan uang kuliah tunggal, kata Akhmaloka, pemerintah akan menanggung biaya-biaya operasional non-investasi antara lain seperti praktikum.

”Jumlah biaya operasional setiap program studi dan PTN berbeda sehingga perhitungan uang kuliah tunggalnya pun akan berbeda-beda. Intinya, dengan uang kuliah tunggal mahasiswa hanya perlu bayar satu kali tanpa tambahan bayar ini itu,” ujarnya.

Akhmaloka mengakui, kemungkinan adanya perguruan tinggi yang akan kekurangan biaya operasional apabila tidak menaikkan uang SPP. Namun, hal itu tidak perlu dikhawatirkan karena pemerintah sudah berjanji akan membantu. (LUK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com