Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumba Barat Butuh Banyak Pemandu Wisata

Kompas.com - 16/03/2012, 18:59 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

WANOKAKA, KOMPAS.com - Pemandu wisata di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur sebagian besar bukan orang Sumba Barat. Padahal sebagai kabupaten yang pariwisatanya paling berkembang di Pulau Sumba, penting bagi Sumba Barat memiliki pemandu asli Sumba Barat.

"Di Sumba Barat paling ada hanya tiga orang yang asli Sumba Barat, itu termasuk saya," kata Jhon, seorang pemandu wisata yang saat ditemui Kompas.com tengah mengantar turis menyaksikan Festival Pasola di Wanokaka, Kamis (14/3/2012).

Menurut Jhon, di Sumba Barat ada sekitar 6 pemandu wisata, tiga merupakan orang asli Sumba Barat dan sisanya pendatang. Selain itu, banyak pula pemandu wisata yang berbasis di kota lain dan masuk ke Sumba Barat untuk memandu tamu.

"Semua hanya bisa Bahasa Inggris. Kami belum bersertifikat tapi sedang pelatihan untuk mendapatkan license guide," tutur Jhon.

Ia sendiri belajar bahasa Inggris secara otodidak. Awalnya ia bekerja di hotel sebagai room boy sambil belajar bahasa Inggris, sampai akhirnya ia mencoba menjadi pemandu wisata.

Sementara itu, Remu Nusa Putra dari Sumba Travel yang biasa menangani wisatawan mancanegara untuk tur ke Sumba, menuturkan bahasa menjadi salah satu kendala. Sebab, pemandu wisata di Sumba Barat hanya bisa bahasa Inggris.

Padahal banyak turis asing yang tidak bisa bahasa ini, seperti turis asal Perancis yang memang banyak datang ke Sumba Barat. Ia sendiri berharap lebih banyak orang asli Sumba Barat yang menjadi pemandu wisata.

"Minimal kalau dia orang Sumba lebih paham dan mengerti budaya Sumba," jelasnya.

Ia juga mengamati selama ini di Sumba Barat tidak ada wadah seperti HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia). Sehingga, lanjutnya, informasi tentang Sumba Barat tidak menyeluruh dan satu.

"Guide yang ada tidak pernah dibimbing oleh stake holder di Sumba Barat dan menjalani apa yang mereka ketahui saja. Jadi versi mereka masing-masing. Misalnya guide satu jelaskan tentang rumah adat versi ini, guide lain beda lagi penjelasannya," ungkapnya.

Menurut Kabid Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Anisa Umar, sebenarnya pihak dinas pernah menyelenggarakan pelatihan untuk mendapatkan sertifikasi pemandu wisata. Namun hal tersebut terjadi sekitar 3 tahun yang lalu dan pada saat itu peminatnya masih sangat sedikit.

"Jadi ada sebenarnya pemandu wisata di Sumba Barat yang telah bersertifikasi. Kami memang ada rencana membuat pelatihan lagi, tapi sebelumnya kami akan buat pelatihan biro perjalanan wisata terlebih dahulu," jelasnya.

Selama ini, tambah Anisa, biro perjalanan wisata di Sumba Barat masih sangat sedikit dan biasanya hanya menjual tiket. Ia berharap biro perjalanan wisata lebih banyak menjual paket-paket tur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, Mulai Rp 190 RIbu

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, Mulai Rp 190 RIbu

Hotel Story
Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

Travel Tips
Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Travel Update
6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

Travel Tips
Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Hotel Story
Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Hotel Story
Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com