Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Harmoni Alam di Sipirok

Kompas.com - 08/04/2012, 10:11 WIB

Saya jadi teringat cerita seorang kawan. ”Anak pertama kami lahir setelah kami menginap di Sipirok,” katanya. Saya tertawa waktu itu. Namun, setelah beberapa hari menginap di Sipirok, saya tahu, Sipirok memang sebuah kota kecil yang istimewa.

Sipirok terletak sekitar 385 kilometer dari Kota Medan atau sekitar 30 kilometer dari Kota Padangsidimpuan. Untuk mencapai kota kecil itu diperlukan waktu 10 hingga 12 jam jalan darat dari Medan. Bagi turis asing, Sipirok, khususnya Hotel Tor Sibohi Nauli, adalah tempat singgah mereka dalam perjalanan wisata darat dari Medan ke Bukittinggi, Sumatera Barat.

Namun, melalui jalur udara dari Bandara Polonia, Medan, menuju Bandara Aek Godang di Padangsidimpuan, hanya diperlukan waktu satu jam. Susi Air menyediakan dua-tiga penerbangan ke Aek Godang setiap hari. Perjalanan bisa dilanjutkan melalui darat selama sekitar 40 menit. Sayang, belum ada transportasi umum dari Aek Godang ke Sipirok. Jadi, untuk mencapai Sipirok harus janjian dengan kawan untuk menjemput. Sebenarnya Hotel Tor Sibohi Nauli menyediakan jemputan, tetapi pekan lalu, mereka masih mencari sopir tetap.

Selain memiliki kawah gunung yang aktif, Sipirok juga memiliki Danau Marsabut dan beberapa sumber air panas yang digunakan bebas oleh penduduk untuk aktivitas sehari-hari.

Penduduk juga menghidupi harmoni dengan sesamanya. Meskipun mayoritas penduduk beragama Islam, di Sipirok tercatat pertama kali zending masuk ke Pulau Sumatera, yakni di Desa Parau Sorat, 150 tahun lalu. Di situ pertama kali gereja berdiri. Replika gereja tua itu masih berdiri dan menjadi tempat ibadah bagi sejumlah penduduk yang beragama Kristen. Gereja mungil hidup damai bersama masjid-masjid tua yang banyak terdapat di Sipirok.

Tak heran dari kecamatan yang bentang alamnya indah dan penduduknya hidup dalam harmoni lahir tokoh-tokoh intelektual yang berkiprah baik di Sumatera Utara maupun nasional, dari pengarang zaman Balai Pustaka, Merari Siregar, Gubernur Sumut Raja Inal Siregar, Hakim Agung Bismar Siregar, hingga Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Anwar Nasution.

Siapa pun bisa berkeliling kota naik sepeda yang bisa disewa dari Hotel Tor Sibohi atau naik becak motor. Jalanan di kampung cukup baik, tetapi jalan trans-Sumatera yang membelah Sipirok bergelombang. Namun, itu toh tidak mengurangi keindahan Sipirok.

Jangan lupa menyaksikan para perempuan menenun kain khas Tapanuli Selatan dengan alat tenun bukan mesin di Silungkang, Sei Langge, sekitar delapan kilometer dari Hotel Tor Sibohi. Di situlah pakaian dinas pegawai negeri sipil Kabupaten Tapanuli Selatan yang digunakan setiap Kamis diproduksi.

Jika ingin menikmati makan siang khas Sipirok, restoran mungil Siang Malam yang bersih di Kota Sipirok menawarkan menu khasnya yang lezat, yakni daun ubi tumbuk dengan sup kerbau berdaging empuk. Jika ingin menikmati pasar tradisional, bisa masuk ke pekan/pasar di pusat kota yang ramai pada hari Senin dan Kamis.

Penat dengan kehidupan kota yang menyesakkan dan butuh jeda, Sipirok bisa menjadi pilihan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com