Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata Garut Semakin Menggeliat

Kompas.com - 12/04/2012, 08:04 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

GARUT, KOMPAS.com - Pariwisata Garut sudah dikenal turis-turis Eropa jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, yaitu pada masa kolonial Belanda. Di era 1920-an, Belanda mempromosikan pariwisata Garut bersama dengan Bandung dan Bogor.

Lalu bagaimana dengan kondisi pariwisata Garut saat ini? Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Garut, Yatie Rohayati, jumlah kunjungan wisatawan ke Garut terus mengalami peningkatan. "Di 2011, kira-kira ada 1,9 juta kunjungan. Ini gabungan wisman (wisatawan mancanegara) dan wisnus (wisatawan nusantara)," katanya kepada Kompas.com, Rabu (11/4/2012).

Hanya saja, Yatie mengaku pariwisata Garut belum optimal, salah satunya adalah kendala akses menuju obyek wisata. Misalnya pantai-pantai di selatan Garut masih susah dijangkau.

"Juga Papandayan, tapi ada saja yang datang, cuma lebih ke special interest, orang-orang yang suka petualangan," tuturnya.

Sedangkan Franz Limiart, penggiat pariwisata dan ekonomi kreatif di Garut, menuturkan sebagian besar turis yang datang ke Garut dibawa oleh biro-biro perjalanan wisata dari Bandung. Sementara di Garut sendiri masih sedikit biro perjalanan wisata yang mengatur paket wisata khusus untuk Garut.

"Pemandu wisata (berlisensi) orang asli Garut dan kerja di Garut juga sedikit. Bisa dihitung dengan jari," ungkapnya.

Sementara itu, akomodasi di Garut relatif banyak dan memadai. Berdasarkan pengamatan Kompas.com, di Garut memiliki hotel-hotel sederhana dan resor yang cocok untuk keluarga terutama di kawasan Jalan Cipanas.

Selain, berpotensi untuk wisata alam, Garut juga cocok menjadi destinasi wisata belanja. Industri kreatif di Garut semakin berkembang, seperti kerajinan kulit domba, kerajinan akar wangi, kreasi dodol, sampai Batik Garut.

Turis-turis lokal, terutama dari sekitar Garut seperti Jakarta dan Bandung, menjadi pasar wisata belanja Garut. Seperti diungkapkan Yunus, pengusaha kerajinan kulit domba dan sapi di Garut, tokonya selalu dipenuhi wisatawan lokal terutama di hari-hari libur.

"Saya malah ramainya turis lokal, dari Jakarta dan Bandung. Seperti kemarin pas liburan panjang, toko saya penuh. Mereka belanja di Garut juga wisata," tuturnya.

Senada dengan diungkapkan Yunus, Zaki dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Garut yang bertugas di kawasan wisata Candi Cangkuang juga mengungkapkan beberapa tahun belakangan makin banyak wisatawan lokal yang datang ke Candi Cangkuang.

"Dulu kebanyakan orang Eropa, kayak Belanda dan Jerman. Makanya penunjuk kita juga pakai bahasa Belanda. Tapi sekarang, yang lokal malah makin banyak. Mereka biasanya ke Garut buat belanja, lalu mampir ke Candi," jelasnya.

Ya, Garut tak lagi didominasi noni dan meneer Belanda. Sekarang, saatnya Garut menjadi tujuan wisata para inlander.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com