Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sungai Pinang, Tempat Bersenang-senang

Kompas.com - 23/06/2012, 07:38 WIB

Berselancar, ”trekking” ke kawasan perbukitan, ”snorkeling”, mandi di air terjun, menyelam, menyusuri sungai, menikmati area persawahan, dan menyeberang ke pulau-pulau kecil. Daftar panjang pelesiran alam itu bisa kita lakukan sekaligus di Nagari Sungai Pinang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Namun, itu belum semuanya. Pengunjung juga bisa membaur dengan kehidupan masyarakat setempat. Ikut menjadi petani atau nelayan.

Menanam padi atau menghela pukat (maelo pukek) dari darat untuk mendapatkan ikan. Mendengarkan bocah-bocah mengaji atau bahkan bermain bola bersama warga di lapangan setempat.

Bagi pengunjung yang ingin menikmati waktunya sendiri, pantai dengan sinar matahari yang hangat tersedia seharian. Untuk memulai petualangan, pengunjung bisa memilih jadwalnya sendiri.

Namun, ada baiknya mencicipi dahulu petualangan bahari. Tinggi gelombang yang sekitar 2 meter cocok untuk peselancar pemula. Apalagi, dasar pantai terbentuk dari pasir putih. Risiko cedera bisa diminimalkan jika sesekali harus tergulung ombak.

Kegiatan itu bisa dilanjutkan dengan berenang dan snorkeling di sepanjang garis pantai. Sesekali tahanlah napas dan menyelam hingga kedalaman sekitar 5 meter untuk berenang bersama kumpulan ikan.

Jika beruntung, kita bisa melihat penyu hijau (Chelonia mydas) di sekitar tubir karang. Seperti yang hari itu Kompas temukan, seekor satwa dilindungi itu melenggang perlahan dengan jarak hanya sekitar 50 sentimeter dari moncong kamera.

Sekalipun hamparan karang mati dengan sedimentasi relatif tebal mendominasi, kita masih bisa menemukan sejumlah koloni Anemon di bawah sana, dikelilingi ikan-ikan mungil yang bersimbiosis ataupun ikan bedah (Acanthurus sp) yang melenggak-lenggok dengan sirip insang yang aktif.

Tingkat kekeruhan pada pagi hari relatif rendah, membuat jarak pandang di bawah laut bisa menembus sekitar 10 meter ke depan.

Selesai dengan keasyikan bersama samudra, kita bisa langsung berjalan kaki menembus hutan. Siapkan sepatu dan fisik yang kuat.

Jalur mendaki, menyusuri pematang sawah, mengupas belantara hutan, dan menapaki dasar sungai akan dilalui sebelum sampai ke lokasi Air Terjun Talingo Kuali. Dinamakan Talingo Kuali karena ada sebentuk batuan alam yang menyerupai pegangan kuali yang menjadi tempat jatuhnya air.

Sekitar 4 kilometer jalur mesti dilalui dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam. Aliran sungai bening yang bisa diminum langsung dan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang berlarian di antara pepohonan jadi pengalaman tersendiri.

Lalu, kita akan menjumpai batu-batu besar seukuran rumah tipe 21 sebelum sampai di luncuran air terjun pertama. Pada sejumlah bagian lubuknya yang terbentuk dari cekungan dan palung bebatuan terlihat ikan gariang (Tor tambroides) berkejaran.

Sebagian kawasan perbukitan itu memang terdiri atas bebatuan. Pada beberapa bagian terbentuk lubang berisi air. Bibit nyamuk tampak di bawah air. Sementara burung-burung walet liar tampak beterbangan di atasnya.

Jika tenaga masih tersisa, bisa melanjutkan ke sejumlah air terjun berikutnya. Terus sampai benar-benar bertemu bagian hulu airnya.

Meski demikian, pengunjung mesti ekstra hati-hati saat naik atau menuruni bebatuan di sekitar kumpulan air terjun. Kombinasi luncuran air yang membasahi batu sekian lama menjadi tempat terbaik keberadaan lumut.

”Tempat ini sangat bagus. Saya sudah mencoba snorkeling dan berselancar. Cocok untuk pemula seperti saya. Makanannya enak dan orang-orangnya ramah,” kata Martin Durrenberger, pengunjung asal Swiss.

Martin menemukan Nagari Sungai Pinang bersama rekan-rekannya dari laman internet authenticsumatra.com yang diunggah pasangan Ricky Putra Sinaro (29) dan Anne Ionoff (31). Pasangan suami istri yang dikaruniai putri bernama Alicia Ionoff (3 bulan) itu mengelola penginapan di nagari itu.

Diawali dengan 2 kamar yang bisa disewakan di rumah mereka, kini sudah ada 3 kamar di dalam rumah, ditambah 3 bungalo kecil di pinggir pantai, dan 6 rumah penduduk yang bisa dijadikan tempat tinggal.

Untuk menuju ke sejumlah pulau kecil, Ricky menggunakan jasa tujuh nelayan setempat. Hal ini dilakukan sebagai bagian penerapan konsep ekowisata yang memberi dampak langsung kepada masyarakat setempat, selain memberikan pengalaman hidup berbeda bagi pengunjung.

Menjelang maghrib, matahari tampak mengendap-endap di ufuk barat. Namun, Martin bersama pemuda setempat masih saja asyik berjibaku di lapangan sepak bola. (Ingki Rinaldi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ocean Park BSD City Tangerang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

    Ocean Park BSD City Tangerang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

    Jalan Jalan
    Scoot Terbangkan Pesawat Embraer E190-E2 Pertama

    Scoot Terbangkan Pesawat Embraer E190-E2 Pertama

    Travel Update
    5 Tips Traveling dengan Hewan Peliharaan yang Aman

    5 Tips Traveling dengan Hewan Peliharaan yang Aman

    Travel Tips
    Traveloka dan Baby Shark Beri Diskon Liburan Sekolah hingga 50 Persen

    Traveloka dan Baby Shark Beri Diskon Liburan Sekolah hingga 50 Persen

    Travel Update
    4 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Melawati Keamanan Bandara

    4 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Melawati Keamanan Bandara

    Travel Tips
    KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

    KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

    Travel Update
    Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

    Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

    Travel Update
    Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

    Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

    Travel Tips
    Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

    Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

    Travel Tips
    Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

    Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

    Travel Update
    Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

    Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

    Travel Update
    Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

    Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

    Travel Update
    Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

    Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

    Travel Update
    Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

    Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

    Travel Tips
    Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

    Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com