Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permata Balikpapan Dongkrak Kunjungan Wisata

Kompas.com - 12/07/2012, 16:32 WIB

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Koleksi berbagai batu permata dengan kualitas tinggi di Pasar Inpres Kebun Sayur, Balikpapan, Kalimantan Timur, mampu mendongkrak kunjungan wisata.
 
"Pasar ini salah satu pusat penjualan batu permata yang cukup terkenal di Balikpapan sehingga wisatawan yang berlibur ke sini pasti menyempatkan diri untuk berbelanja kerajinan tersebut," kata Diron, pedagang batu permata di Pasar Inpres Kebun Sayur, Rabu (11/7/2012).

Ia mengakui kunjungan wisatawan untuk membeli batu permata cukup menjanjikan karena pemerintah setempat juga gencar mempromosikan potensi wisata daerah itu.

"Dengan langkah tersebut menjadikan pusat penjualan batu pertama di pasar tersebut makin dikenal wisatawan," ucapnya.

Diron menambahkan bahwa batu permata yang dijual oleh pedagang harganya relatif terjangkau. Ia mengatakan bahwa harga permata bervariatif, mulai dari Rp 20.000 per buah hingga jutaan rupiah. Hal senada juga diungkapkan pedagang permata lain, Wisrik.  

"Banyak juga para kolektor batu permata dari luar Kalimantan berburu permata ke sini karena batu permata di sini asli asahan dari warga lokal," katanya.

Jenis batu permata yang dijual oleh pedagang, antara lain batu permata kecubung, jamrud, safir, kalimaya, mirah delima, dan tentunya beraneka warna batu akik yang sudah umum ditemukan di Pulau Jawa.

Bahkan di pasar itu juga tersedia batu-batu permata dari mancanegara, seperti dari Kolombia, Birma, Sri Lanka, Thailand, dan Australia.

"Jadi pasar ini boleh dikatakan sangat tepat untuk tempat berburu batu permata yang berkualitas tinggi," katanya.

Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa di pasar itu juga tersedia berbagai macam cendera mata khas Kalimantan. Mulai dari kain tenun, kerajinan batu manik, kaos oblong bernuansa "Kalimantan" hingga obat tradisional suku Dayak seperti minyak lintah.

"Karena itu bila wisatawan berkunjung ke Kalimantan Timur tidak sempat ke Pasar Inpres Kebun Sayur, maka belumlah lengkap," kata Wisrik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com